Kisah Persahabatan Snouck Hurgronje dengan Haji Hasan Mustapa, dari Utang Nyawa hingga Pernikahan
Pada pernikahan Hurgronje dengan Siti Sadijah tahun 1898 ada peran Haji Hasan Mustapa. Pernikahan tersebut berlangsung ketika Haji Hasan Mustapa baru saja menjadi Hoofd (Kepala) Penghulu Bandung. Sebelumnya, Hurgronje diketahui sudah menikah dengan seorang wanita di Jeddah dan Sangkana di Ciamis (1890).
Selama bergaul dengan Haji Hasan Mustapa, Snouck Hurgronje mengetahui persis bagaimana sosok Haji Hasan Mustapa yang tidak kehilangan jati diri sebagai manusia Sunda, kendati lama nyantri di berbagai tempat dengan kultur yang berbeda, bahkan lama mukim di Makkah.
Meski demikian, kedekatan bukan menjadi pertimbangan Snouck Hurgronje untuk mempromosikan Haji Hasan Mustapa menjadi Hoofd Penghulu Kuta Raja, Aceh. Snouck juga menimbang kecakapan dan keluasan ilmu agama sahabatnya itu.
BACA JUGA: Kisah Sunan Giri Menikah Dua Kali dalam Sehari gegara Buah Delima
Usulan Snouck disambut positif oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada 26 Oktober 1892, Haji Hasan Mustapa diangkat menjadi Hoofd Penghulu Kuta Raja, Aceh mengalahkan calon penghulu lain dari Pontianak.
Setelah bertugas dua tahun di Aceh, pada 1895 Haji Hasan Mustapa kembali ke Pasundan. Ia ditugaskan menjadi Hoofd Penghulu Bandung (1895-1918). Kemudian ia meminta pensiun ketika berusia 66 tahun.
"Haji Hasan Mustapa tuntas dan sukses melaksanakan tugasnya sebagai birokrat. Bukan dia saja yang senang dan bangga karena keberhasilannya mengemban amanah itu. Kebanggaan dirasakan pula oleh sahabatnya Snouck Hurgronje, sebab merasa telah memilih orang yang benar untuk jabatan yang tepat," tulis E. Rokajat Asura dalam bukunya yang diterbitkan Imania.
Reporter: Satria Gunawan
Editor: Emhade Dahlan