Imbas Makin Banyak Lajang, Muncul Tren Pemakaman Ini di Korea
Bangkitnya Kremasi
Di antara solusinya adalah kremasi, yang semakin populer dalam beberapa dekade terakhir. Ini dianggap lebih mudah dirawat daripada pemakaman. Umumnya pemakaman jauh dari pusat kota Seoul.
Ini juga memunculkan jenis layanan kolumbarium (rumah abu) yang tidak konvensional. Di salah satu fasilitas, abu dengan surat dan barang-barang pribadi disimpan di rak buku di ruang yang menyerupai perpustakaan. Direktur rumah abu Home, House of Memory Hwang Kwang-Ho mengatakan banyak tempat telah dipesan oleh orang-orang yang merencanakan kematian mereka sendiri.
“Banyak orang merencanakan kematiannya jauh-jauh hari karena tidak ingin menjadi beban bagi anak-anaknya. Dulu, anak-anak umumnya memikul beban ini. Tapi sekarang, budaya itu telah berubah dan orang mengatur penguburannya sendiri,” katanya.
.
.
Pada 2021, pemerintah Korea Selatan memberlakukan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Kematian Kesepian. Data dikumpulkan setiap lima tahun sekali untuk memungkinkan pembuat kebijakan menghasilkan langkah-langkah untuk mencegah orang meninggal sendirian.
Tetapi karena jumlah rumah tangga satu orang terus meningkat di negara ini, banyak ahli khawatir pemerintah tidak siap menghadapi perubahan masyarakat.
BACA JUGA:
China Minggir Dulu, Juara Negara Terpadat di Dunia akan Dipegang Negara Ini
On This Day: 30 April 1945, Sang Fuhrer Nazi Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker
Pangeran Wiraguna dari Banten, Benarkah Ia Seorang Belanda yang Memberi Nama Ragunan?
Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
Asia Dikepung Suhu Setengah Mendidih, Warga Bisa Masak Telur di Bawah Matahari