Home > News

Imbas Makin Banyak Lajang, Muncul Tren Pemakaman Ini di Korea

Realitas hidup dan mati sendirian telah menjadi begitu mengakar di masyarakat Korea.
Warga beraktivitas di Seoul Railway Station, Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/3/2022). Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Warga beraktivitas di Seoul Railway Station, Seoul, Korea Selatan, Kamis (17/3/2022). Foto: AP Photo/Ahn Young-joon

MAGENTA -- Semakin banyak anak muda Korea Selatan (Korsel) memilih tetap melajang. Fenomena ini mengubah industri pemakaman di negara tersebut.

Universitas lokal menawarkan kursus yang mencerminkan tren baru yang muncul di sektor pemakaman. Ini terjadi di tengah pesatnya peningkatan jumlah rumah tangga dengan satu orang dan rekor tingkat kelahiran rendah.

Profesor Ilmu Pemakaman Universitas Eulji, Choi Jae-sil mengatakan pemakaman akhir-akhir ini disederhanakan karena orang beradaptasi dengan kesibukan masyarakat Korea. “Dalam kasus Korsel, kami dulu sangat mementingkan tradisi. Di masa lalu, pemakaman mengikuti nilai-nilai Konfusianisme, seperti pemujaan leluhur dan bakti. Tapi sekarang, budaya pemakaman telah disederhanakan dan nyaman,” kata dia, dilansir di Channel News Asia, Jumat (28/4/2023).

.

.

Dia menambahkan bahwa itu akan lebih disederhanakan di masa depan. Biasanya, pemakaman di Korea berlangsung tiga hari.

Anggota keluarga yang berduka tidak tidur selama periode ini karena satu orang harus selalu terjaga dan berjaga-jaga. Realitas hidup dan mati sendirian telah menjadi begitu mengakar di masyarakat. Bahkan beberapa siswa berusia 20-an sudah mulai berpikir ke depan tentang pemakaman mereka.

BACA JUGA: SinB VIVIZ Tulis Pesan Menyentuh untuk Moonbin ASTRO: 'Kupikir Kita Menua Bersama'

"Saya akan jalani pemakaman alami karena dengan cara ini saya tidak akan menjadi beban bagi orang lain. Dan saya bisa pergi begitu saja tanpa mengeluarkan biaya apa pun ketika saya meninggal," kata mahasiswa jurusan ilmu pemakaman Shim Jae-heon.

× Image