Home > History

Mengenal Sabeni, Jawara Tanah Abang yang Punya Jurus Silat Kelabang Nyebrang

Sabeni pernah membuat malu seorang jago kuntau dari Cina yang didatangkan pejabat Belanda bernama Tuan Danu.
Nama Sabeni diabadikan menjadi nama jalan di Tanah Abang. Foto: Repro Ensiklopedia Jakarta
Nama Sabeni diabadikan menjadi nama jalan di Tanah Abang. Foto: Repro Ensiklopedia Jakarta

MAGENTA -- Sabeni. Namanya diabadikan menjadi nama jalan di daerah Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sabeni adalah pendekar legendaris dari Tanah Abang. Ia lahir di Kebon Pala, Tanah Abang pada 1860 dari pasangan Hannam dan Piyah.

Nama Sabeni mulai berkibar dan disegani di dunia persilatan setelah ia mengalahkan seorang jawara dari daerah Kemayoran. Duel terjadi dengan jagoan Kemayoran saat Sabeni hendak melamar putri sang Macan Kemayoran untuk dijadikan istrinya.

Dikutip dari Ensiklopedia Jakarta 2009, Sabeni juga pernah membuat malu seorang jago kuntau dari Cina yang sengaja didatangkan pejabat Belanda bernama Tuan Danu. Waktu itu, Tuan Danu disuruh Belanda untuk menaklukkan Sabeni yang lagi giat-giatnya mengajar silat menurunkan ilmunya kepada pemuda Betawi. Sabeni berhasil mengalahkan dengan telak jagoan dari China itu, saat duel di Princen Park (Lokasari).

BACA JUGA: Mata Kedutan dan Bunyi Tokek Bagi Orang Betawi, Pertanda Apa?

.

Ciri khas silat aliran Sabeni adalah gerakannya yang memang khusus untuk bertarung dan menyerang. Gerakan tangan cepat mengincar muka serta daerah vital lain pada lawan menjadi andalan gerakan silatnya.

Jurus silat Sabeni adalah Kelabang Nyebrang dan Merak Ngigel. Jurus-jurusnya murni bela diri dan tidak memiliki kembangan (corak) lain apa pun. Jadi, berbeda dengan aliran silat Betawi lainnya yang dapat digunakan untuk menari atau ngibing. Kendati dikenal sebagai jagoan ataupun pesilat tangguh, Sabeni yang disegani tidak menggunakan kekuatannya untuk mencari uang.

"Dalam usianya yang tergolong lanjut, 83 tahun, Sabeni masih sanggup mengalahkan jago-jago bela diri Yudo dan Karate yang sengaja didatangkan penjajah Jepang untuk bertarung melawannya di Kebon Sirih Park (sekarang Gedung DKI)," tulis Ensiklopedia Jakarta 2009.

BACA JUGA: Mengenal George Washington, Presiden AS Pertama yang tidak Pernah Tinggal di Gedung Putih

× Image