Home > Gaya Hidup

Mata Kedutan dan Bunyi Tokek Bagi Orang Betawi, Pertanda Apa?

Jika yang gatal tangan kanan, tandanya akan mendapatkan rejeki yang tidak terduga.
Ilustrasi Pencak Silat Betawi. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi Pencak Silat Betawi. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

MAGENTA -- Bagi masyarakat Betawi dulu, jika ada kejadian 'aneh' pada tubuh manusia atau pada alam sekitar, dipercaya sebagai pertanda akan terjadi sesuatu.

Dirangkum dari buku Folklor Betawi: Kebudayaan & Kehidupan Orang Betawi karangan Abdul Chaer, terbitan Masup Jakarta 2012, kejadian tersebut antara lain, sebagai berikut.

1. Kedutan pada mata

Kedutan mata sebelah kiri akan mendapat musibah dimarahi atau dimaki-maki oleh orang lain. Kedutan mata kanan maka yang mengalaminya akan memarahi atau memaki-maki orang lain.

Jika kedutan terjadi pada kedua belah mata kiri dan kanan, maka akan terjadi perbantahan antara orang yang mengalami dengan orang lain.

2. Tangan terasa gatal

Jika yang gatal tangan kanan, tandanya akan mendapatkan rejeki yang tidak terduga. Namun, bilan telapak tangan kiri yang maka orang lain yang mengalaminya, jika tidak dapat menahan emosi akan memukuli orang lain.

3. Burung tinggal anak

Jika sehabis Isya terdengar burung tinggal anak yang bunyinya "tit tutit, tit tutit" berturut dan berpindah-pindah, dipercaya akan terjadi suatu musibah.

Entah itu kemalingan, kerampokan, atau kemalangan. Di Jakarta burung itu sulit ditemui karena terusir oleh gedung-gedung dan perumahan.

4. Burung serak

Burung serak yang berbunyi malam hari sambil mengitari rumah dipercaya akan terjadi pencurian, atau kehilangan sesuatu. Burung serak sebenarnya semacam burung elang yang suaranya terdengar serak kurang lebih seperti bunyi "wak...wak...".

Jenis burung ini juga sudah tidak ada di bumi Betawi, karena sudah tidak ada lagi pohon-pohon besar.

5. Bunyi tokek

Waktu dulu, jika ada orang yang mau pergi, lalu terdengar bunyi tokek maka bunyi tokek itu dipercaya sebagai petunjuk jadi pergi atau tidak.

Bunyi "kek" pertama dia akan mengatakan "pergi" atau jadi, dimulai dari yang positif. Bunyi "kek kedua dia akan mengatakan "tidak", bunyi "kek" ketiga dia akan mengatakan "pergi" dan seterusnya sampai bunyi "kek" terakhir.

Kalau bunyi "kek" mengatakan "pergi" dia akan pergi, tetapi kalau bunyi "kek" terakhir mengatakan "tidak", maka dia tidak akan pergi. Begitu pula untuk hal-hal lain.

6. Gigi tanggal

Bagi anak-anak Betawi apabila ada giginya yang sudah goyang, maka gigi yang sudah goyang itu terus saja berulang-ulang digoyangkan, sehingga akhirnya menjadi copot. Lalu, ke mana gigi yang tanggal ini akan dibuang?

Jika yang copot itu adalah gigi bawah, maka harus dibuang ke atas, misalnya ke atas genteng. Mengapa? Karena dipercaya gigi pengganti yang tumbuh nanti akan tumbuh bagus lurus ke atas.

Jika yang copot itu gigi atas, maka harus dibuang ke bawah atau ke tanah atau lubang. Mengapa? Karena dipercaya gigi pengganti yang tumbuh akan bagus lurus ke bawah.

Kalau hal itu tidak diikuti ada kepercayaan gigi penggantinya nanti akan tumbuh miring atau gingsul, alias tidak rata dari deretan gigi yang ada di sebelah kiri dan kanannya.

Kamu boleh percaya, boleh tidak, setelah membaca artikel di atas.

Editor: Emhade Dahlan

× Image