On This Day: 30 April 1945, Sang Fuhrer Nazi Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker
Adolf Hitler Jadi Pemimpin Nazi
Akhir 1918, Hitler kembali ke Muenchen, Jerman. Di sana ia bergabung dengan Partai Buruh Jerman yang masih kecil. Tujuannya menyatukan kepentingan kelas buruh dengan nasionalisme Jerman yang kuat. Pada 1920, Hitler menutuskan keluar dari tentara.
Karena kemampuan pidatonya yang baik, karier Hitler di partai buruh semakin moncer. Melalui propagandanya yang jenius Partai Pekerja Jerman (Deutsche Arbeiterpartei) diubah menjadi Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, disingkat NSDAP).
Hitler juga mengadopsi versi swastika -simbol suci kuno Hinduisme, Jainisme, dan Buddha- sebagai lambangnya. Selanjutnya, simbol itu dicetak dalam lingkaran putih dengan latar belakang merah. Saat itu, Swastika Hitler memiliki kekuatan simbolis yang menakutkan sampai beberapa tahun ke depan.
.
.
Puncaknya, pada akhir 1921, Hitler menjadi orang nomor satu di Partai Nazi. Ia resmi didapuk menjadi Ketua Partai Nazi. Memanfaatkan ketidakpuasan yang meluas terhadap Republik Weimar dan ketentuan Perjanjian Versailles yang menghukum, partai Nazi terus berkembang.
Banyak mantan perwira militer yang tidak puas di Muenchen bergabung dengan Nazi. Salah satunya adalah Ernst Julius Röhm, mantan perwira Jerman pada Perang Dunia I. Ernst Julius Röhm digunakan Hitler untuk melindungi pertemuan partai dan menyerang lawan.
BACA JUGA: On This Day: 10 April 1815, Gunung Tambora Meletus dan Mengubah Iklim Dunia
Hitler Menulis Mein Kampf dari Dalam Penjara
Pada November 1923, Hitler terlibat baku tembak dengan polisi saat Ia memproklamirkan awal revolusi nasional dan memimpin pawai ke pusat Muenchen, Jerman. Kemudian, Hitler dan para pemimpin pemberontak lainnya ditangkap. Hitler dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Tapi, Hitler hanya menjalaninya sembilan bulan di Kastil Landsberg.
Di dalam sel, Hitler menulis buku yang diberi judul Mein Kampf (Perjuanganku). Manifesto autobiografi jilid pertama itu diterbitkan tahun 1925. Manifesto itu berisi pandangan nasionalis dan anti-Semit yang mulai ia kembangkan di Wina pada usia awal dua puluhan.
Mein Kampf juga membahas kebutuhan akan Lebensraum (atau ruang hidup) untuk memenuhi takdirnya, Jerman harus mengambil alih tanah di timur yang diduduki oleh bangsa Slavia "inferior"— termasuk Austria, Sudetenland (Cekoslowakia), Polandia, dan Rusia.
Bagi Hitler, persatuan Volk (rakyat Jerman) akan menemukan inkarnasinya yang paling sejati bukan dalam pemerintahan demokratis atau parlementer, tetapi dalam satu pemimpin tertinggi atau Führer.
Hitler menyelesaikan Manifesto Mein Kampf jilid kedua setelah ia dibebaskan. Manifesto itu menjadi buku terlaris di Jerman setelah Alkitab. Fantastis, buku itu terjual sekitar enam juta eksemplar pada 1940.
BACA JUGA: On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno