Home > History

On This Day: 51 Tahun Malari, Peristiwa 15 Januari Pecah Gara-gara Protes Investasi Asing

Mahasiswa menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka dengan melakukan demonstrasi di Bandara Halim Perdanakusuma.

"Kerusuhan tidak terbatas hanya pada luapan anti-Jepang; pusat perdagangan Senen, Jakarta Pusat, juga diserbu dan dibakar massa. Pada saat itu, Presiden Soeharo tengah mengadakan pertemuan empat mata dengan PM Jepang, Kakuei Tanaka, yang tiba di Jakarta, 14 Januari 1974," tulis reporter senior Republika, Alwi Shahab, yang kala itu tinggal di daerah Kwitang, Jakarta Pusat, dikutip dari republika.co.id, Sabtu (15/1/2022).

aat itu, mahasiswa dituding sebagai dalang di balik kerusuhan tersebut. Namun, mahasiswa menyanggah dan menyebut aksi yang mereka lakukan dari Salemba ke Grogol berlangsung damai.

Akibat peristiwa Malari, Presiden Soeharto mencopot Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Jenderal Sumitro. Jenderal berbintang empat bertubuh gempal itu dianggap orang paling bertanggung jawab terjadinya kerusuhan dan korban tewas.

BACA JUGA: Kisah Presiden Fidel Ramos Minta Bantuan Soeharto dan Khadafi Tangani Konflik MNLF

Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) Sutopo Juwono juga dicopot dan digantikan oleh Yoga Soegomo. Tiga aktivis Malari, Hariman Siregar, Sjahrir, dan Aini Chalid dituduh sebagai biangkeladi kerusuhan tersebut. Kediganya diadili dan dinyatakan bersalah, dan dijebloskan ke penjara.

Kemudian, beberapa sekolah dan perguruan tinggi selama beberapa waktu ditutup. Aksi-aksi demo yang sebelumnya berlangsung selama beberapa bulan pun berhenti sejak saat itu.

Selain itu, peristiwa Malari juga berdampak dicabutnya surat izin terbit (SIT) harian Nusantara, KAMI, Indonesia Raya, Abadi, The Jakarta Times, Mahasiswa Indonesia, Pedoman, mingguan Wenang, dan Ekspres.

BACA JUGA: Kisah Persahabatan Snouck Hurgronje dengan Haji Hasan Mustapa, dari Utang Nyawa hingga Pernikahan

Editor: Emhade Dahlan

× Image