Kisah Presiden Fidel Ramos Minta Bantuan Soeharto dan Khadafi Tangani Konflik MNLF
MAGENTA -- MNLF kependekan dari Moro National Liberation Front. Organisasi politik di Filipina ini didirikan oleh Nur Misuari pada 1972. MNLF sempat berkonflik dengan pemerintah Filipina karena ingin mendirikan negara Islam di Filipina Selatan.
Filipina menentang keinginan MNLF. Dari situlah ketegangan politik antara pemerintah Filipina dengan kelompok pemberontak Muslim Moro terjadi, yang kemudian disebut Konflik Moro. Selanjutnya, keduanya terlibat pertempuran hingga menewaskan ribuan orang.
Pada Oktober 1992, Fidel Ramos yang baru empat bulan dilantik menjadi Presiden Filipina menggantikan Corazon Aquino bertemu dengan Presiden Soeharto di acara ulang tahun ke-25 penobatan Sultan Hassanal Bolkiah sebagai Penguasa Kesultanan Brunei Darussalam. Dalam pertemuan itu, hadir pula para pemimpin ASEAN lainnya.
BACA JUGA: Kisah AR Fachruddin Dicuekin di Irak karena Ogah Mengutuk Iran
"Di dalam budaya Filipina, jika ada masalah dalam keluarga, kami seringkali meminta bantuan kepada kakak paling tua. Itulah yang saya lakukan ketike bertemu Pak Harto, berkaitan dengan penyelesaian konflik internal dalam negeri kami," cerita Fidel Ramos dalam buku Pak Harto The Untold Stories oleh Mahpudi dkk.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Soeharto, Fidel Ramos bercerita banyak tentang MNLF. Kepada Soeharto ia berkata ingin mengedepankan perlunya proses perdamaian dalam penyelesaian masalah Konflik Moro.
"Maka saya membutuhkan dukungan banyak pihak terutama dari saudara-saudara kami di ASEAN. Ketika hal itu saya sampaikan kepada Pak Harto, beliau mendukung isu perdamaian yang saya sampaikan," kenang Fidel Ramos dalam buku yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama tersebut.
BACA JUGA: Kisah Persahabatan Snouck Hurgronje dengan Haji Hasan Mustapa, dari Utang Nyawa hingga Pernikahan