Home > News

Rusia Segera Perkenalkan Sistem Senjata Baru, Putin Klaim Uji Coba Sukses

Putin memastikan Rusia terus memperkuat kemampuan militernya di semua lini.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin (24/6/2024). Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin (24/6/2024). Foto: Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P

MAGENTA -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya akan segera memperkenalkan jenis persenjataan baru. Ia menyebut senjata tersebut telah menunjukkan hasil yang menjanjikan selama proses uji coba.

"Saya yakin kami akan segera dapat mengumumkan senjata baru yang telah kami sebutkan sebelumnya. Sistem ini saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan pengujian di negara kami. Uji coba berjalan dengan baik," ucap Putin dalam sebuah konferensi pers, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Jumat (10/10/2025).

Seperti dikutip dari Republika.co.id, Sabtu (11/10/2025), Putin menjelaskan Rusia sudah memiliki persenjataan canggih di bidang antarbenua, angkatan laut, dan udara. Ia juga menegaskan keunggulan sistem penangkal nuklir negaranya.

"Modernitas kekuatan penangkal nuklir kami melampaui negara bersenjata nuklir lainnya. Kami sedang giat mengembangkan semua sistem ini, semua yang saya sebutkan di tahun-tahun sebelumnya, dan sedang menyelesaikannya," kata Putin.

Putin pun sempat menyinggung tentang New Strategic Arms Reduction Treaty (New START). Dia mengatakan, masih ada waktu hingga Februari 2026 untuk memperpanjang perjanjian tersebut. Menurutnya, hal itu bergantung pada iktikad Amerika Serikat (AS).

"Jika Amerika percaya bahwa mereka tidak membutuhkannya, maka Rusia tidak masalah. Kami memiliki segalanya yang berjalan sesuai rencana dalam hal ini," ucap Putin.

New START adalah perjanjian kontrol senjata yang dijalin Rusia dan AS sejak 2010. Masa aktifnya seharusnya berakhir pada 5 Februari 2021, tapi kedua negara sepakat memperpanjangnya hingga lima tahun. Perjanjian itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.

BACA JUGA: 15 Menit Bergerak Dapat Meningkatkan Suasana Hati Lebih Baik

× Image