Kisah Presiden Fidel Ramos Minta Bantuan Soeharto dan Khadafi Tangani Konflik MNLF
Berbekal dukungan dan nasihat dari Presiden Soeharto, Fidel Ramos kemudian melakukan pendekatan dengan Pemimpin Libya, Kolonel Muamar Khadafi. Saat itu, Khadafi punya pengaruh kuat terhadap gerakan MNLF. Tanpa ragu, Khadafi juga memberikan komitmennya untuk mendukung proses perdamaian di Filipina Selatan.
Lobi Khadafi kepada MNLF berjalan mulus. Pemerintah Filipina dan MNLF siap bertemu. Tripoli menghendaki agar pertemuan dilakukan di tempat yang netral.
Difasilitasi Presiden Soeharto, pertemuan itu akhirnya dilaksanakan di Istana Cipanas, Jawa Barat, Indonesia. Perundingan damai digelar pada 14-17 April 1993 dan dihadiri faksi-faksi yang bertikai.
"Perundingan itu membuahkan sejarah besar bagi kami bangsa Filipina, yaitu terciptanya kesepakatan damai antara mereka yang bertikai dan mempersatukan kembali bangsa kami yang beragam dalam naungan kesatuan nasional Filipina," tulis Fidel Ramos dalam buku setebal 604 halaman tersebut.
BACA JUGA: Mengenal George Washington, Presiden AS Pertama yang tidak Pernah Tinggal di Gedung Putih
Fidel Ramos lahir di Lingayen, Pengasinan, Filipina pada 18 Maret 1928. Presiden Filipina ke-13 tersebut bernama lengkap Fidel Valdez Ramos. Sebelum menjadi Presiden Filipina pada 1992 menggantikan Corazon Aquino, Fidel Ramoz merintis kariernya sebagai prajurit di dinas militer Filipina dengan pangkat terakhir Jenderal.
Steady Eddie, demikian Fidel Ramos dijuluki rakyat Filipina meninggal dunia dalam usia 94 tahun pada Minggu 31 Juli 2022.
BACA JUGA: Kisah Sunan Giri Menikah Dua Kali dalam Sehari gegara Buah Delima
Editor: Emhade Dahlan