Home > News

Tadinya Cuma Kapalan, Dokter di Pennsylvania Murka Kakinya Jadi Harus Diamputasi

Dokter di Pennsylvania menuduh rekan yang merawatnya melakukan malapraktik.
Pria berjalan dengan bantuan tongkat (Ilustrasi). Seorang dokter menuntut dokter yang merawat kakinya karena dugaan malapraktik. (AP)
Pria berjalan dengan bantuan tongkat (Ilustrasi). Seorang dokter menuntut dokter yang merawat kakinya karena dugaan malapraktik. (AP)

MAGENTA -- Seorang dokter di Pennsylvania, Amerika Serikat murka setelah mengalami cacat permanen yang menghancurkan kehidupannya. Ia kehilangan kaki kanannya setelah menjalani amputasi.

Dokter itu menuduh amputasi terjadi gara-gara kesembronoan dan keteledoran rekan sejawat yang merawatnya. Menurut dr Mario Adajar yang menjadi pasien dr Michael Baloga Jr, amputasi seharusnya tidak terjadi.

Sang pasien menuduh dokter yang praktik di Foot and Ankle Center in West Pittston and the Wound Healing Center di Wilkes-Barre General Hospital itu telah melakukan malapraktik. Keduanya diketahui bekerja di rumah sakit yang sama.

Gugatan terhadap dr Baloga pun dilayangkan. Berkasnya sudah diajukan oleh dr Adajar ke Luzerne County Court pada Senin (31/1/2022), menurut laporan PennLive.com.

Dikutip laman Fox News, Rabu (2/2/2022), dr Adajar semula mengalami infeksi parah di kakinya. Di bawah perawatan dr Baloga, lukanya malah nggak sembuh-sembuh.

Bukannya sembuh, jaringan mati justru terbentuk setelah dr Adajar menjalani perawatan berbulan-bulan. Gangren yang mengeluarkan bau tak sedap tumbuh di kaki dokter berusia 59 tahun itu.

Ujungnya, dr Adajar harus menjalani amputasi kaki kanan pada 27 Juli 2021. Pada Desember 2020, dr Adajar datang dengan keluhan kapalan dan borok kronis.

Dr Adajar padahal sudah bilang kalau dia mengidap diabetes tipe 2. Dia juga belum lama menjalani transplantasi ginjal.

Enam bulan kemudian, tepatnya Juni 2021, dr Baloga memutuskan untuk memasang total contact cast. Ini adalah gips yang dibuat khusus untuk mengurangi berat kaki pada pasien yang menderita ulkus kaki diabetik.

Pemasangan gips inilah yang memicu infeksi, menurut dr Adajar. Tuduhan itu muncul karena keesokan harinya ia mengalami demam hingga 38 derajat Celsius.

Bukan cuma itu, dr Adajar juga merasa sangat kesakitan. Tindakan emergensi pun dilakukan untuk meredakan keluhannya.

Dr Adajar lalu mengalami syok septik, yakni infeksi luas yang bisa memicu kegagalan organ dan tekanan darah yang sangat rendah. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa.

Selain itu, denyut jantung dr Adajar jadi tidak teratur. Dia juga mengalami gagal napas hipoksia akut. Kakinya pun diputuskan harus diamputasi.

Dr Baloga merupakan kepala Podiatric Medicine & Surgery di Wilkes-Barre General Hospital, menurut biografinya. Sejauh ini, belum ada tanggapan dari dr Baloga mengenai gugatan pasiennya yang juga rekan sesama dokter itu.

× Image