Home > History

HUT ke-496 Jakarta, Jakarta Langganan Banjir Sejak Zaman Gubernur JP Coen

Jakarta menjadi kota banjir karena JP Coen tidak cermat memilih tempat saat membangun Batavia.

Banjir dari Zaman Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen Hingga 1960

Seorang warga melintasi banjir yang merendam kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (27/2/2023). Foto: Republika/Prayogi
Seorang warga melintasi banjir yang merendam kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (27/2/2023). Foto: Republika/Prayogi

5. Banjir tahun 1909

Saat banjir di tahun ini, Batavia dipimpin oleh Gubernur Jenderal AWF Idenburg. Banjir besar disebabkan hujan deras yang turun terus-menerus selama sepekan.

BACA JUGA: Pernah Dengar Daun Binahong? Ternyata Bisa Mengobati Jerawat, Eksim, dan Diabetes

.

Akibat banjir besar tersebut jalan-jalan utama tidak bisa dilewati kenadaraan termasuk trem atau kereta listrik. Warga sekitar terpaksa naik perahu dari kayu atau rela berjalan setengah berenang.

6. Banjir tahun 1918

Banjir pada tahun ini merupakan banjir terbesar dan terparah sejak sembilan tahun terakhir. Kota Batavia kala itu dimpimpin oleh Gubernur Jenderal JP Graaf van Limbung Stirum.

Banjir pada 4 Februari 1918 itu disebabkan oleh hujan lebat sepanjang siang dan malam. Rumah-rumah penduduk di Weltevreden (sekarang kawasan Jakarta Pusat) terendam banjir setinggi dada orang dewasa.

7. Banjir tahun 1932

Banjir pada tahun ini terjadi pada bulan Suci Ramadhan. Banjir disebakan oleh hujan yang turun sejak 4 Januari hingga 2 Februari dengan curah hujan mencapai 150 mm.

Pemberitaan media massa saat itu banyak terfokus ke lokasi banjir di Jalan Sabang. Sebab, selain banjirnya parah, kawasan Jalan Sabang adalah pusat pertokoan dan tempat nongkrongnya muda-mudi kala itu.

BACA JUGA: 6 Rekomendasi Film Romantis Arab, Layak Masuk Daftar Wajib Tonton

Banjir dari zaman Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen hingga 1960...

× Image