Home > History

HUT ke-496 Jakarta, Jakarta Langganan Banjir Sejak Zaman Gubernur JP Coen

Jakarta menjadi kota banjir karena JP Coen tidak cermat memilih tempat saat membangun Batavia.

Banjir dari Zaman Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen Hingga 1960

 Banjir di Batavia. Foto: Universiteit Leiden
Banjir di Batavia. Foto: Universiteit Leiden

1. Banjir tahun 1621

Banjir terjadi karena Belanda gagal memahami wilayah Batavia, yang berbeda secara geografi dan topografi dengan kota-kota di Belanda semisal Amsterdam. Penguasa Belanda mengira membangun Batavia semudah membangun kota-kota di negerinya.

BACA JUGA: HUT ke-496 Jakarta, Kota Impian dengan Ledakan Penduduk dari 65 Ribu Hingga 11 Juta Jiwa

.

Ambisi besar petinggi VOC untuk menyulap Batavia seperti kota-kota di Eropa, khususnya Belanda kandas karena kondisi geografis, keadaan alamnya, dan iklim tropis yang tidak memungkinkan.

Kota Batavia berada di bawah permukaan laut sehingga sulit mengalirkan air ke laut lewat sistem kanal. Topografinya juga rendah berupa rawa-rawa, hutan, dan semak belukar yang luas sehingga di kala banjir dan sesudahnya menyebabkan dataran atau permukaan tanah penuh dengan lumpur.

2. Banjir tahun 1654

Banjir kedua ini terjadi saat kota Batavia dipimpin oleh Gubernur Joan Maetsuyker yang berkuasa pada 1653-1678. Hujan deras serta meluapnya sungai Ciliwung menjadi sebab banjir yang terjadi di awal tahun itu. Limpahan air dari Bogor alias Bueitenzorg juga turut menyubang banjir di Batavia.

Sistem kanal yang dibangun kala itu belum ampuh mengatasi banjir. Kanal tidak dapat menyelesaikan sepenuhnya masalah drainase di dalam kota Batavia.

Padahal, belajar dari pemerintahan era sebelumnya Gubernur Joan Maetsuyker sudah menambah pembangunan beberapa kanal. Tapi, kanal-kanal baru tersumbat sampah, tanah, dan lumpur.

BACA JUGA: Benarkah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati Keturunan Tionghoa?

Banjir dari zaman Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen hingga 1960...

× Image