Home > History

Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat

Surat kabar Belanda mengejek dan meremehkan pengangkatan Soedirman menjadi panglima.

Soedirman, Seorang Teguh Hati

Sajadah dan krekal yang digunakan Panglima Besar Jenderal Soedirman untuk mengaji. Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Sajadah dan krekal yang digunakan Panglima Besar Jenderal Soedirman untuk mengaji. Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan

Meskipun pernah mengikuti latihan PETA sebagai Daidancho, Soedirman yang lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 adalah seorang pendiam, teguh hati, lemah lembut tetapi tegas sebagai seorang pemimpin dalam ketentaraan. Soedirman cepat mengambil keputusan yang tepat. Sekali putusan diambil, tidak dapat mudah diubah lagi oleh siapapun.

"Beliau selalu tekun menjalankan agamanya, yaitu agama Islam sehingga beliau berkat rahmat dan bimbingan Allah SWT lahir sebagai seorang pemimpin bagi Tentara Indonesia yang meniti dan naik panggung sebagai Panglima Besar yang akan memenangkan perjuangan kemerdekaan. Memang itulah kenyataannya yang terjadi! Soedirman menjadi Panglima Besar," tulis Tjokropranolo dalam bukunya.

Pada 29 Januari 1950, Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman wafat di Magelang, Jawa Tengah. Banyak rakyat berkumpul hingga sepanjang dua kilometer untuk ikut mengiringi prosesi pemakaman sang pahlawan revolusioner tersebut. Empat tank dan 80 kendaraan bermotor turut mengantarkan Jenderal Besar Soedirman menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Makam Pahlawan Yogyakarta. (MHD)

.

.

BACA JUGA:

▶ On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno

▶ Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995

▶ Kesederhanaan Bung Hatta: Ironi Sepatu Bally tak Terbeli dan Tas Branded Istri Pejabat

▶ Sukarno tak Puasa Ramadhan Saat Bacakan Teks Proklamasi, Apa Sebab?

▶ Inilah Bacaan Dzikir Pagi Lengkap, Yuk Amalkan

× Image