Pantangan Orang Betawi: Dilarang Makan Pisang Dempet Hingga Nyari Kutu Habis Ashar
Pantangan Orang Betawi
3. Bermain di luar rumah sewaktu maghrib
Anak- anak, baik laki-laki maupun perempuan, tidak boleh bermain atau berada di luar rumah sewaktu Magrib. Maksud dan tujuan dari larangan ini adalah bahwa anak-anak harus ikut sholat maghrib. Anak laki-laki di langgar atau surau, mushala dan anak perempuan di dalam rumah berjamaah dengan ibunya.
Namun, kata Chaer, alasan yang diberikan kepada anak-anak adalah sewaktu maghrib, setan-setan baru keluar dan bergentayangan. Jika anak-anak berada di luar rumah, bisa-bisa anak-anak itu akan dipukul setan, atau malah akan diculik dan dibawa oleh setan kompek (Kolong Wewe). Akibatnya anak- anak bisa menjadi cadel, atau bahkan bisa menjadi kelu.
4. Menjual atau membeli jarum waktu maghrib
Larangan ini sebenarnya bertujuan agar aktivitas jual-beli harus dihentikan pada waktu maghribkarena harus melaksanakan sholat. Waktu sholat maghrib sangat singkat. Jadi, waktu yang sangat singkat itu jangan disia-siakan untuk melaksanakan hal-hal lain, selain untuk sholat.
"Namun, alasan yang sering dikatakan adalah, nanti setan yang mulai berkeliaran akan tertusuk matanya dengan jarum itu. Lalu, dibalas oleh setan dengan cara menusukkan kembali jarum itu ke si pembeli atau si penjual," tulis Chaer dalam bukunya.
5. Tidur sesudah sholat subuh
Sesudah sholat Subuh memang enak untuk tidur kembali, tetapi dalam masyarakat Betawi hal ini dilarang keras. Alasan larangan ini secara filosofis adalah pertama, membuat orang jadi malas. Kedua, setelah sholat subuh orang harus segera beraktivitas. Anak sekolah harus segera berangkat ke sekolah dan orang dewasa harus segera bekerja mencari nafkah.
Bagi kaum ibu, setelah sholat subuh harus segera mengurus anak yang akan berangkat ke sekolah dan mengurus suami yang akan berangkat bekerja. Namun, alasan yang diberikan dan sering disebut-sebut adalah nanti rejekinya dipatuk ayam.
BACA JUGA: Serangan Israel: Dimana Masjid Al Aqsa dan Mengapa Begitu Penting Bagi Dunia Islam?