On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno
Soeharto Menjadi Presiden
1. Soeharto menyampaikan pidato perdananya sebagai presiden kedua Republik Indonesia sehari setelah dilantik pada 27 Maret 1968. Dalam pidatonya Soeharto menyatakan dua tema pokok.
Pertama, mengisi kemerdekaan dengan meningkatkan kesejahteran rakyat. Kedua, menegakkan konstitusi termasuk mengembalikan demokrasi. Soeharto meminta tema tersebut tidak dipertentangkan namun diserasikan satu sama lain. Pada 10 Juni 1968 Susunan kabinet diumumkan.
Soeharto memberi nama Kabinet Pembangunan "Rencana Pembangunan Lima Tahun" I (Repelita I). Berselang lima hari kemudian Soeharto membentuk Tim Ahli Ekonomi Presiden yang terdiri atas Prof Widjojo Nitisastro, Prof Ali Wardhana, Prof Moh Sadli, Prof Soemitro Djojohadikusumo, Prof Soebroto, Emil Salim, Frans Seda, dan Radius Prawiro.
2. Pada 23 Maret 1973, Soeharto dipilih kembali menjadi presiden oleh Sidang Umum MPR (Tap MPR No IX/MPR/1973) untuk jabatan yang kedua kali. Saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendampinginya sebagai wakil presiden. Sebelumnya, pada 3 Juli 1971, Soeharto mengangkat 100 anggota DPR dari Angkatan Bersenjata dan memberikan sembilan kursi wakil Provinsi Irian Barat untuk wakil dari Golkar.
3. Pada 22 Maret 1978, Soeharto yang sering dirujuk dengan sebutan populer "The Smiling General" itu dilantik kembali menjadi presiden untuk periode ketiga kalinya dan Adam Malik sebagai wakil presiden.
4. Sidang Umum MPR 1 Maret 1983 memilih kembali Soeharto sebagai presiden untuk periode keempat dan Umar Wirahadikusumah sebagai wakil. Melalui Tap MPR No V tahun 1983, MPR mengangkat Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia. Pada 16 Maret 1983, Presiden Soeharto mengumumkan susunan Kabinet Pembangunan IV yang terdiri atas 21 menteri, tiga menteri koordinator, delapan menteri muda, dan tiga pejabat setingkat menteri.