On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno
Bosan menganggur, Soeharto mencoba mendaftar jadi Keibuho atau polisi Jepang pada November 1942. Soeharto mengaku sedikit takut jika identitasnya sebagai bekas tentara Belanda ketahuan. Tetapi akhirnya memberanikan diri mendaftar dan diterima.
Selanjutnya, seorang perwira Jepang menyarankan Soeharto masuk Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Setelah masa percobaannya selesai dan dianggap layak, Soehato mengikuti pendidikan militer lanjutan di Bogor, Jawa Barat. Ia diangkat menjadi komandan kompi.
Soeharto kemudian secara resmi diangkat menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945 dengan pangkat letnan. Tak lama kemudian berkat reputasi dan pengalamannya di PETA ia ditunjuk sebagai komandan batalyon dengan pangkat mayor. Pada 1946, pangkatnya kembali naik menjadi komandan resimen yang berpangkat letnan kolonel.
Soeharto berhasil meraih bintang satu di pundaknya pada 1 Januari 1960. Banyak jenderal kala itu meragukan intelektualitas Soeharto yang terlalu cepat menjadi brigadir jenderal.
Karier Soeharto makin moncer, di usia 40 tahun Soeharto rangkap jabatan sebagai Panglima Korps Tentara I Caduad (Cadangan Umum AD) dan Panglima Kohanudad (Komando Pertahanan AD). Pada 1 Januari 1962, pangkat Soeharto dinaikkan menjadi mayor jenderal dan menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
Sekembalinya dari Indonesia Timur, Soeharto ditarik ke markas besar ABRI oleh Jenderal Abdul Haris Nasution. Pangkat terakhir Soeharto sebelum menjadi presiden adalah mayor jenderal.
Baca juga: Hanya Ada Tiga Jenderal Bintang Lima di Indonesia, Siapa Saja?