Mengenal Sabeni, Jawara Betawi dari Tanah Abang
Sabeni selalu berjalan kaki untuk mendatangi lokasi ngajar silatnya. Sebeni terus melanjutkan perjuangan dengan mengumpulkan kekuatan dari para pemuda hingga alim ulama untuk mengusir para penjajah.
Sabeni meninggal dunia di usia 85 tahun, dua hari menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus1945. Sabeni dimakamkan di Jalan Kuburan Lama, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sepeninggal Sabeni, aliran silatnya yang diajarkannya masih tetap eksis dan diteruskan oleh anak dan muridnya hingga saat ini.
Untuk mengenang jasa-jasanya bagi masyarakat Betawi, dan atas perjuangan salah seorang anaknya, M Ali Sabeni, Jalan Kuburan Lama Tanah Abang kemudian diganti namanya oleh pemerintah daerah DKI Jakarta menjadi Jalan Sabeni.
.
.
Jurus Silat Sabeni
Ciri khas silat aliran Sabeni adalah gerakannya yang memang khusus untuk bertarung dan menyerang. Gerakan tangan cepat mengincar muka serta daerah vital lain pada lawan menjadi andalan gerakan silatnya.
Jurus silat Sabeni adalah Kelabang Nyebrang dan Merak Ngigel. Jurus-jurusnya murni bela diri dan tidak memiliki kembangan (corak) lain apa pun. Jadi, berbeda dengan aliran silat Betawi lainnya yang dapat digunakan untuk menari atau ngibing. Kendati dikenal sebagai jagoan ataupun pesilat tangguh, Sabeni yang disegani tidak menggunakan kekuatannya untuk mencari uang. (MHD)
BACA JUGA:
Asal-usul Nama Betawi: Dari Pelesetan Batavia Hingga Kotoran Manusia
Pantangan Orang Betawi: Dilarang Makan Pisang Dempet Hingga Nyari Kutu Habis Ashar
Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat