Home > History

Tak Punya Uang, Sukarno Lelang Peci Kesayangan untuk Bayar Zakat Fitrah

Kisah ini terjadi menjelang Lebaran di tahun 1950-an.

Sukarno Serahkan Peci tanpa Tahu Harganya

Petugas membersihkan foto Presiden Soekarno dengan Inggit Garnasih di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ibu Inggit Garnasih, Astanaanyar, Kota Bandung, Sabtu (4/3/2023). Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas membersihkan foto Presiden Soekarno dengan Inggit Garnasih di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ibu Inggit Garnasih, Astanaanyar, Kota Bandung, Sabtu (4/3/2023). Foto: Republika/Abdan Syakura

Wis tah, serahno ae soal iku nang aku. Sing penting rak beres tah (Sudahlah, serahkan saja soal itu pada saya. Yang penting kan beres),” jawab Roeslan.

Tanpa ragu Sukarno menyerahkan pecinya tanpa tahu berapa harga yang akan didapat kepada Roeslan. Kemudian, Roeslan menyerahkan peci itu kepada Anang Tayib untuk dilelang.

Saat pelelangan tiba, Roeslan sangat terkejut karena Anang melelang tiga peci padahal Sukarno hanya menyerahkan satu peci bekasnya. Ternyata, dua peci lainnya adalah peci baru yang sengaja dibuat jelek dengan cara diludahi, dibasahi, dan diberi minyak agar terlihat bekas dipakai.

.

Kepada peserta lelang yang kebanyakan pengusaha dari Gresik dan Surabaya, Anang Tayib mengatakan hanya ada satu peci yang asli pernah dipakai oleh Sukarno, tetapi ia tidak tahu mana yang asli.

“Saudara-saudara,” teriak Anang. “Sebenarnya hanya satu peci yang pernah dipakai Bung Karno. Tetapi saya tidak tahu lagi mana yang asli. Yang penting ikhlas atau tidak?” “Ikhlas!!!” seru peserta lelang. “Alhamdulillah,” sahut Anang.

Tidak perlu waktu lama, terkumpul uang sepuluh juta rupiah dari lelang tiga peci tersebut. Roeslan kemudian menyerahkan semua uang hasil lelang kepada Sukarno.

BACA JUGA: Lebaran Sebentar Lagi, Apa Hukum Membayar Zakat Fitrah Secara Online?

× Image