Home > News

Ingin Ramah Lingkungan, Pemprov Jateng Pelajari Sistem Pengelolaan Sampah Kota Cilegon

Saat ini volume sampah di Kota Cilegon sudah mencapai 350 ton per harinya dengan jumlah penduduk 483 jiwa.
Kunjungan Pemprov Jateng ke Kota Cilegon, Kamis, (16/10/2025). Foto: Diskominfo Kota Cilegon
Kunjungan Pemprov Jateng ke Kota Cilegon, Kamis, (16/10/2025). Foto: Diskominfo Kota Cilegon

MAGENTA -- Pengelolaan sampah di Kota Cilegon terus menjadi perhatian dan daya tarik bagi berbagai daerah di Indonesia. Kali ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Kota Cilegon untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah yang dinilai berhasil dan efektif.

Kunjungan dipimpin oleh Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Provinsi Jawa Tenga Eni Lestari bersama Deputi Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Andi Reina Sari Hufoid yang disambut langsung oleh Sekda Kota Cilegon Maman Mauludin di Aula Setda II Kota Cilegon Kamis, (16/10/2025).

Dalam sambutannya, Maman menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepercayaan Pemprov Jawa Tengah yang telah menjadikan Kota Cilegon sebagai tujuan pembelajaran. Menurutnya, perhatian dari daerah lain menunjukkan jika sistem pengelolaan sampah di Kota Cilegon telah berjalan efektif dan memberikan hasil yang positif.

“Tentunya kami merasa bangga dan bersyukur karena apa yang dilakukan Pemkot Cilegon mendapat perhatian dari daerah lain. Hal ini menjadi motivasi bagi kami agar dapat terus mengembangkan sistem pengelolaan sampah supaya menjadi lebih baik lagi ke depan,” ujarnya.

Maman menambahkan, dengan jumlah penduduk sekitar 483 ribu jiwa, volume sampah di Kota Cilegon saat ini telah mencapai 350 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 48,57 persen merupakan sampah organik, 40,45 persen nonorganik, 10,51 persen residu, dan 0,47 persen sampah domestik lainnya.

"Saat ini volume sampah di Kota Cilegon sudah mencapai 350 ton per harinya dengan jumlah penduduk 483 jiwa. Tentunya kami akan terus berinovasi untuk mengatasi persoalan sampah ini dan alhamdulillah untuk saat ini kita sudah ada inovasinya yaitu dengan mengubah sampah menjadi co-firing batu bara,” imbuhnya.

Maman menjelaskan bahwa co-firing merupakan teknologi substitusi batu bara dengan bahan bakar biomassa yang bersumber dari tanaman energi, limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah pertukangan, hingga sampah domestik. Selain itu, Ia juga mengatakan saat ini Kota Cilegon telah mampu memproduksi bahan bakar jumputan padat (BBJP) sebanyak 5 hingga 10 ton per hari.

BACA JUGA: Pemkot Cilegon akan Optimalkan PAD dari Objek Usaha Penitipan Kendaraan

× Image