On This Day: 21 Januari 1985, Bom Meledak di Candi Borobudur Hancurkan 9 Stupa dan 2 Patung Budha
Peristiwa tersebut kemudian berbuntut tertangkapnya Abdulkadir Ali Al-Habsyi. Abdulkadir menjadi kunci pertama terbongkarnya jaringan teror tersebut.
Semasa menjalani masa hukuman di lapas, Abdulkadir dan Husein diperlakukan sama seperti narapidana pada umumnya. Mereka menjalani kehidupan sehari-hari secara normal, mereka rajin beribadah dan mengikuti program atau kegiatan yang diadakan oleh Lapas. Pada 23 Maret 1999, Pemerintahan Habibie memberikan grasi kepada Husein dan beberapa narapidana politik lain.
Pascapeledakan Borobudur, sistem keamanan Candi Borobudur diperketat. Hal tersebut untuk menghindari terulangnya kembali gangguan yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi candi.
BACA JUGA: Cerita Haji Agus Salim Difitnah sebagai Intel Belanda dan Terima Upah
Upaya peningkatan keamanan dibagi menjadi dua, yaitu peningkatan perangkat lunak dan perangkat keras. Sebelum terjadi ledakan, ada 80 satpam yang menjaga Borobudur, namun baru 26 tenaga satpam yang telah dilatih di tingkat Pusdiklat Jakarta selama tiga bulan.
Selain itu, untuk memasuki pintu masuk Borobudur, pengunjung mendapatkan pengawasan ketat. Tidak ada yang diperbolehkan membawa tas.
Di pintu masuk disediakan penitipan tas. Bus-bus wisatawan yang parkir, baik domestik maupun asing diperiksa dengan ketat. Meski pengamanan cukup ketat, jumlah wisatawan Candi Borobudur melonjak tajam pascaledakan. Banyak wisatawan yang penasaran dan ingin menyaksikan langsung keadaan Candi Borobudur dari dekat.
BACA JUGA: Ada Kuburan Orang Belanda di Tanah Abang, Dulu Mayatnya Diangkut Perahu Lewat Kali Krukut