Home > History

Ada Kuburan Orang Belanda di Tanah Abang, Dulu Mayatnya Diangkut Perahu Lewat Kali Krukut

Pemakaman didirikan pada 1795 dan ditutup oleh Gubernur Ali Sadikin pada 1975.
Banyak kuburan orang Belanda di Museum Taman Prasasti, Tanah Abang, Jakarta. Foto: Republika/Prayogi
Banyak kuburan orang Belanda di Museum Taman Prasasti, Tanah Abang, Jakarta. Foto: Republika/Prayogi

MAGENTA TODAY -- Batavia pada abad ke-18 merupakan kota yang tidak sehat. Kala itu, banyak warga Eropa yang meninggal dunia, termasuk para pasien rumah sakit yang terletak di Jalan Bank (kini menjadi gedung Museum Bank Mandiri).

Pada zaman itu, tiap ada warga Eropa dan Batavia yang meninggal akan dimakamkan di pemakaman yang terletak di kawasan Jakarta Kota, yang dulu terletak di Niuwpoort Straat (kini Kali Besar Barat).

Ada juga yang dimakamkan di Utrechtsche Straat (kini Jalan Kopi) dan pemakaman di samping gereja Portuguese Binnen Kerk di Jalan Pangeran Jayakarta depan stasiun kereta api Jakarta Kota (Beos).

BACA JUGA: On This Day: 4 Februari 1789, George Washington Terpilih Presiden AS Pertama dan Mitos Seputar Dirinya

Saking banyaknya yang meninggal, tempat pemakaman di kota tua menjadi penuh. Sebagai jalan keluarnya, pada 1795 pemakaman dipindah ke Tanah Abang. Letaknya di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat, dulu namanya Kerkhoff Laan (jalan kuburan). Kuburan baru itu luanya sekitar 5,9 hektar.

"Orang Betawi menyebutnya 'kuburan orang Belanda' atau dalam bahasa Belanda, graf der Hollanders," tulis Alwi Shahab dalam bukunya yang berjudul Batavia Kota Banjir, terbitan Penerbit Republika 2009.

Karena letak pemakaman yang baru jauh dari pusat kota Batavia, banyak mayat-mayat yang dibawa melalui sungai dengan perahu dari Kali Molenvliet ke Kali Krukut untuk menuju tempat pemakaman di Tanah Abang.

BACA JUGA: Catat Bos! Pekerja Masuk Saat Pencoblosan Pemilu 2024 Berhak Uang Lembur, Ini Surat Edarannya

Kemudian, jenazah diangkut ke pemakaman yang jaraknya sekitar 500 meter dengan kereta berkuda. Maklum, kala itu mobil belum nongol di Batavia.

Pada 1975, pemakaman di Tanah Abang ditutup oleh Gubernur Ali Sadikin dan didirikan Museum Taman Prasasti. Di museum ini terdapat 1.409 koleksi, yang terdiri dari prasasti, bentuk nisan, tugu, monumen, piala, lempeng batu persegi, replika, miniatur, dan berbagai bentuk lainnya.

Di Museum Taman Prasasti terdapat makam tokoh pendidikan, seniman, ilmuwan, rohaniawan dan mereka yang dianggap pejuang masa itu. Tentu saja berdasarkan penilaian pihak kolonial. Contohnya, Mayor Jenderal JHR Kohler, bekas Panglima Belanda dalam Perang Aceh yang tewas pada 14 April 1873 oleh para pejuang Tanah Rencong.

Ada juga makam pencetus gagasan dan pendiri Sekolah Kedokteran Jawa (STOVIA), Dr HF Roll yang meninggal di Batavia, 20 September 1935.

BACA JUGA: On This Day: 3 Februari 1969 Yasser Arafat Dilantik Jadi Ketua PLO, All Out untuk Palestina

Editor: Emhade Dahlan

× Image