Cerita Haji Agus Salim Difitnah sebagai Intel Belanda dan Terima Upah
PSI cabang Yogyakarta melancarkan protes ke alamat Majalah Timboel. Redaksi Timboel diminta membuktikan tuduhan terhadap Agus Salim dalam suatu pertemuan umum.
Pertemuan Umum untuk menjernihkan tuduhan Majalah Timboel terhadap Agus Salim digelar di gedung sekolah Adhi Darmo, Yogyakarta, pada 7 Mei 1927. Meski dilaksanakan malam hari, pertemuan penting itu dihadiri 3.000 pengunjuang.
"Sebanyak 500 kursi yang disediakan dalam sesaat sudah terisi penuh. Akhirnya menjelang pukul 21.00 tidak kurang dari 3.000 orang berdesak-desakan di gedung dan halaman Adhi Darmo yang khusus malam itu dibangun atap tambahan untuk mengantisipasi hujan," tulis Ridwan Saidi.
Tepat pukul 21.00, Agus Salim diiringi panitia memasuki arena pertemuan. Publik tidak memperlihatkan sikap sinis atau bermusuhan begitu melihat Agus Salim tiba di tempat. Sedangkan pihak redaksi Timboel telah memberitahukan sebelumnya akan datang terlambat.
BACA JUGA: Mengenal Sabeni, Jawara Tanah Abang yang Punya Jurus Silat Kelabang Nyebrang
Singgih dan Radjiman Wedyodiningrat beserta rombongan tiba lebih awal dari yang diperkirakan. Kedatangan mereka diiringi tepuk tangan publik sebentar tapi tidak merata.
Perdebatan segera dimulai. Perdebatan dipimpin oleh seorang ketua yang merangkap selaku ketua juri dan dilaksanakan di kamar paviliun sekolah
Aggota juri terdiri terdiri atas dua orang yang ditunjuk oleh PSI, dan dua orang lagi yang ditunjuk oleh Timboel. Keempat anggota dewan juri menunjuk seseorang lagi sebagai ketua juri atas dasar kesepakatan.
Dalam pertemuan yang memakan waktu 30 menit itu, kedua pembicara sama-sama diberikan dua kali kesempatan untuk memberikan argumennya. Argumen Agus Salim membantah tudingan Majalah Timboel lebih meyakinkan juri, bahwa ia bukan intel Belanda.
BACA JUGA: Sejarah Meletusnya Perang Dunia I, Gara-Gara Franz Ferdinand dan Istrinya Ditembak Mati