Home > Gaya Hidup

Kena Penyakit Misterius, Warga Kanada Nggak Bisa Ngomong, Jalan, atau Nulis Huruf Q!

Warga Kanada, rata-rata generasi muda, terkena penyakit otak misterius sejak 2 tahun lalu.
Gabrielle Cormier, warga Kanada, kini berkursi roda dan masih tak bisa bicara setelah kena penyakit misterius.
Gabrielle Cormier, warga Kanada, kini berkursi roda dan masih tak bisa bicara setelah kena penyakit misterius.

MAGENTA -- Sejumlah warga Kanada hidup dengan tanda tanya besar di kepalanya. Mereka masih nggak tahu penyakit apa yang membuatnya sampai nggak bisa ngomong, jalan, atau menulis huruf Q.

Penyakit yang ditandai dengan kemunculan serangkaian gejala neurologis tersebut menjangkiti warga Kanada selama dua tahun terakhir. Mereka tinggal tepatnya di Provinsi New Brunswick.

Terriline Porelle, contohnya, kini masih nggak bisa jalan dan bicara sejak musim panas 2020. Setelah jadi lupa caranya menulis huruf Q, dia memeriksakan diri.

Herannya, hasil scan otaknya baik-baik saja. Porelle lega nggak ada tumor atau sejenisnya. Meski begitu, kini perempuan berusia 33 tahun itu masih tak bisa mengerjakan tugas sederhana sehari-hari tanpa bantuan.

"Sampai sekarang saya masih nggak tahu penyebabnya," ujar Porelle yang otot matanya jadi setara dengan lansia setelah terjangkit penyakit misterius itu.

Johanne Boucher yang kena penyakit itu pada musim semi tahun lalu perlahan kehilangan kemampuan wicara.

Sementara itu, Gabrielle Cormier kena penyakit misterius tersebut lebih awal, tepatnya pada 2019. Gejala yang dirasakan mahasiswa kedokteran berusia 20 tahun itu dimulai dengan rasa nyeri badan, sulit berkonsentrasi, dan gangguan penglihatan.

Kuliah Cormier pun berantakan. Dia nggak mampu memusatkan perhatian dan kini cuma bisa jalan dengan bantuan tongkat.

Pejabat kesehatan setempat mencantumkan gejalanya mulai dari gangguan memori, keram otot, masalah keseimbangan, kesulitan jalan atau mudah terjatuh, halusinasi, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, dan nyeri tubuh.

Dokter masih belum bisa menguak penyakit apa yang mendera warga. Yang jelas, rata-rata generasi muda yang terkena penyakit ini, yakni sekitar usia 20 hingga 30 tahunan.

Pemerintah menyebutnya sebagai "klaster sindrom neurologis tanpa sebab yang jelas". Pada musim semi tahun lalu, ada 48 orang yang teridentifikasi mengalaminya. Namun, sumber medis laman The Sun menyebut, jumlah penderita aslinya hampir mendekati 150 orang.

Menurut para pakar, penyakit itu bisa dikaitkan dengan kator lingkungan lingkungan, yakni paparan beta-Methylamino-L-alanine (BMAA). Ini adalah racun yang berpusat di lingkungan laut dan air tawar yang sebelumnya telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Persoalannya, menurut laporan Oktober 2021, 34 orang yang disurvei dengan penyakit ini tidak tampak ada kesamaan perilaku khusus, paparan makanan, atau lingkungan yang menyebabkannya. Penyakit misterius menyerang perempuan dan laki-laki dari segala usia, dengan usia rata-rata pasien adalah 59 tahun dan termuda 18 tahun.

Menurut Alier Marrero, seorang ahli saraf di New Brunswick yang telah merawat sebagian besar pasien, penyakit ini pernah terdeteksi pada awal 2013 pada "pasien yang sangat muda". Semoga cepet terungkap ya apa penyebab penyakit berikut pengobatannya...

× Image