Home > History

Megawati Sebut Peci Saat Deklarasi Ganjar, Sukarno: Hayo Maju, Pakai Pecimu!

Peci disebut sebagai identitas bangsa Indonesia yang nasional dan religius.
Menteri Agama Saifuddin Zuhri dan istri berfoto bersama Presiden Sukarno setelah upacara pelantikan pada 2 Maret 1962. Megawati Sebut Peci Saat Deklarasi Ganjar, Sukarno: Hayo Maju, Pakai Pecimu! Foto: Dok. Republika 
Menteri Agama Saifuddin Zuhri dan istri berfoto bersama Presiden Sukarno setelah upacara pelantikan pada 2 Maret 1962. Megawati Sebut Peci Saat Deklarasi Ganjar, Sukarno: Hayo Maju, Pakai Pecimu! Foto: Dok. Republika

MAGENTA -- Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memakaikan peci ke kepala Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ia didaulat menjadi calon presiden 2024 di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/4/2023).

"Saya akan memberikan sebuah kopiah. Budaya orang Indonesia berkopiah. Bung Karno bilang itu identitas dari nasionalisme kita yang disebut nasional dan religius. Semoga hal ini dapat jadi simbol bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Megawati.

Presiden Sukarno pernah berkisah soal peci kepada Cindy Adam yang tertulis di buku biografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Ahad pagi di bulan Juni 1921, Sukarno baru tiba di Kota Bandung.

.

.

Ia mengaku senang sudah memiliki sebuah pipa rokok. Jadi dapat dibayangkan, betapa menyenangkan masa yang dilaluinya untuk beberapa waktu.

"Salah satu bagian daripada egoisme ini adalah berkat suksesku dalam pemakaian peci, kopiah beludru hitam yang menjadi tanda pengenalku, dan menjadikannya sebagai lambang kebangsaan kami. Pengungkapan tabir ini terjadi dalam pertemuan Jong Java, sesaat sebelum aku meninggalkan Surabaya," kata Sukarno.

Sebelumnya, telah terjadi pembicaraan yang hangat karena apa yang menamakan dirinya kaum inteligensia, yang menjauhkan diri dari saudara-saudaranya rakyat biasa, merasa terhina jika memakai blangkon, tutup kepala yang biasa dipakai orang Jawa dengan sarung, atau peci yang biasa dipakai oleh tukang becak dan rakyat jelata lainnya.

Mereka lebih menyukai buka tenda daripada memakai tutup kepala yang merupakan pakaian sesungguhnya dari orang Indonesia. Ini adalah cara kaum terpelajar mengejek dengan halus terhadap kelas-kelas yang lebih rendah.

BACA JUGA: Tak Punya Uang, Sukarno Lelang Peci Kesayangan untuk Bayar Zakat Fitrah

× Image