Home > History

On This Day: 29 Januari 1950 Jenderal Soedirman Wafat, Selalu Menjaga Wudhu saat Bergerilya

Memerintahkan ajudannya untuk selalu membawa kendi berisi air untuk berwudhu.

Hasil hitungan menunjukkan suara terbanyak bagi calon yang namanya disebut terakhir kali. Selisih perbedaan suara yang diperoleh antara Soedirman dan Oerip Soemohardjo tidak banyak. Tetapi dari enam divisi di Sumatra yang mewakili enam suara memberikan seluruh suaranya itu kepada Soedirman.

Dan, Soedirman yang pernah menjadi Opsir PETA itu terpilih sebagi Panglima TKR. Soedirman mengalahkan perwira-perwira yang usianya lebih tua darinya, dan hampir semua perwira Komandan Panglima di daerah-daerah berasal dari PETA dan Gyugun.

Selanjutnya, Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX diusulkan menjadi Menteri Pertahanan. Oerip Soemohardjo yang usianya jauh lebih tua, diminta tetap menjadi Kepala Staf Umum TKR. Beliau dianggap mahir soal strategi militer dalam menghadapi tentara Belanda.

Di kalangan perwira-perwira Jawa yang besar jumlah anggotanya, Soedirman mempunyai kelebihan daya tarik dan dipandang punya kharisma yang besar. Di zaman pendudukan Jepang, Soedirman pernah duduk sebagai anggota Dewan Daerah "Syu Sangi Kai" di Purwokerto, di Jawa Tengah sehingga sedikit banyak punya pengalaman di dunia politik.

Sesudah Proklamasi, Soedirman menjadi lebih terkenal di medan perang karena mampu memukul mundur sebuah satuan tugas Inggris di Ambarawa. Di hari-hari pertama pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyar) di Banyumas, Soedirman berhasil melakukan perlucutan senjata terhadap bala tentara Jepang dengan jalan diplomasi tanpa banyak korban.

BACA JUGA: Kisah Persahabatan Snouck Hurgronje dengan Haji Hasan Mustapa, dari Utang Nyawa hingga Pernikahan

Soedirman adalah pemimpin divisi yang mempunyai persenjataan lebih banyak hasil dari penyitaan pihak Jepang sehingga dapat membantu divisi lainnya yang kekurangan persenjataan. Soedirman juga punya kewibawaan yang disegani oleh Jepang saat menjabat sebagai Daidancho.

Soedirman juga pernah menjabat sebagai guru sekolah Muhammadiyah yang memiliki sifat kebapakan. Soedirman adalah pemimpin pemuda Muhammadiyah.

Soedirman adalah pemimpin Pramuka Hisbulwathon maupun KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Soedirman adalah pemimpin koperasi kabupaten. Soedirman juga menjadi anggota DPRD.

Meskipun pernah mengikuti latihan PETA sebagai Daidancho, Soedirman yang lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 adalah seorang pendiam, teguh hati, lemah lembut tetapi tegas sebagai seorang pemimpin dalam ketentaraan. Soedirman cepat mengambil keputusan yang tepat. Sekali putusan diambil, tidak dapat mudah diubah lagi oleh siapapun.

"Beliau selalu tekun menjalankan agamanya, yaitu agama Islam sehingga beliau berkat rahmat dan bimbingan Allah SWT lahir sebagai seorang pemimpin bagi Tentara Indonesia yang meniti dan naik panggung sebagai Panglima Besar yang akan memenangkan perjuangan kemerdekaan. Memang itulah kenyataannya yang terjadi! Soedirman menjadi Panglima Besar," tulis Tjokropranolo dalam bukunya.

BACA JUGA: Ada Kuburan Orang Belanda di Tanah Abang, Dulu Mayatnya Diangkut Perahu Lewat Kali Krukut

Editor: Emhade Dahlan

× Image