Home > Khazanah

Kisah Nabi Musa Menampar Malaikat yang Ingin Mencabut Nyawanya

Allah SWT memerintahkan malaikat maut untuk kembali kepada Musa, dan meminta Musa meletakkan tangan di punggung kerbau.

Musa bertanya kepada malaikat maut, apa yang ada setelah kehidupan yang panjang itu? Malaikat maut menjawab, "Kematian." Akhirnya Musa memilih ajal yang sudah dekat, karena apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi para rasul, nabi, dan hamba-hamba-Nya yang saleh.

Saking cintanya kepada Baitul Maqdis, Musa meminta dimakamkan di perbatasan Baitul Maqdis. Musa tidak memohon kepada Rabbnya agar diwafatkan di Baitul Maqdis, karena ia tahu Allah mengharamkan Baitul Maqdis bagi satu generasi termasuk di antaranya Musa.

"Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja." (Surat Al-Ma'idah: 24).

BACA JUGA: Kisah Seseorang Sedekah Sembunyi-Sembunyi, Namun tidak Tepat Sasaran

Allah pun menakdirkan mereka mengembara kebingungan tidak tentu arah di padang pasir Sinai selama empat puluh tahun. Allah memperkenankan doa Musa. Rasulullah mengabarkan kepada kita bahwa makam Musa berada di dekat Baitul Maqdis di dekat Bukit Merah (Gunung Nebo).

Pelajaran dan Faedah dari Kisah Ini

1. Hadits ini menunjukkan bahwa para nabi diberi pilihan sebelum nyawa mereka dicabut; antara tetap hidup di dunia atau pindah ke rahmat Allah, seperti halnya pilihan yang diberikan kepada Musa dalam hadits ini.

Aisyah pernah mendengar Rasulullah berkata saat beliau sakit yang menyebabkan wafat, "Ya Allah! (Aku memilih) Rafiqul A'la." Aisyah tahu bahwa saat itu beliau diberi pilihan, lalu beliau memilih bersama Rafiqul A'la.

BACA JUGA: Ketika Hadits Lalat Tercelup di Minuman Dibilang Palsu

× Image