Home > News

Menerka Efek Kebijakan AS di Era Kedua Presiden Donald Trump

Perlu dukungan fiskal untuk mengawal pertumbuhan ekonomi di 2025 dalam menjaga stabilitas rupiah dan potensi pelemahan ekspor imbas dari kebijakan tarif AS.

Kawasan Asia sendiri menurut Ezra punya beberapa peluang yang dapat dioptimalkan di tengah outlook kondisi yang menantang seperti pada era perang dagang AS – China 2018 di mana banyak perusahaan multinasional menerapkan strategi China +1 dan Friendshoring.

Solusi ini dinilai cukup berhasil menghadapi ketatnya kebijakan AS saat itu dan kebijakan serupa sangat terbuka diterapkan di 2025. ASEAN dan India sebenarnya diuntungkan dari kondisi tersebut, seiring biaya produksi yang kompetitif dan keterbukaan pemerintah terhadap investasi asing.

Ezra menambahkan, bahwa Indonesia sendiri tak luput dari tantangan global tersebut, oleh karena itu perlu dukungan dari sisi fiskal untuk mengawal pertumbuhan ekonomi di 2025 dalam upayanya menjaga stabilitas rupiah dan potensi pelemahan ekspor imbas dari kebijakan tarif AS. Di tahun depan, BI diperkirakan akan berhati-hati melanjutkan pemangkasan suku bunga dengan tetap berfokus pada upaya stabilisasi nilai tukar.

BACA JUGA: AIA Luncurkan AIA Healthiest Schools, Upaya Wujudkan Generasi Sehat di Sekolah

Namun dari sisi yang lain, perang tarif ini berpotensi memicu peningkatan Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, terjadi peningkatan kontribusi FDI China dan Hong Kong dari 17 persen dari total FDI Indonesia di 2016 menjadi 28 persen di 2023. Menilik data terkini, komitmen investasi di sektor teknologi tinggi (AI, baterai EV, carbon capture) juga menggembirakan dan diharapkan mendukung pengembangan industri domestik dan memberi nilai tambah lebih.

Berbicara tentang perekonomian, upaya perbaikan konsumsi dan daya beli menjadi fokus utama, terlebih ekonomi Indonesia yang berorientasi domestik mampu menjadi tameng terhadap risiko perlambatan ekonomi global. Kebijakan pemerintah untuk mendorong konsumsi dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi 2025.

Selanjutnya jika angka inflasi domestik masih rendah potensi pemangkasan BI Rate sangat terbuka, peluang ini diperkirakan mampu membawa efek positif bagi aset finansial salah satunya instrumen obligasi.

BACA JUGA: Dikenal Sebagai Makanan Budak, Buah Sukun Ternyata Disukai Orang Eropa

× Image