Home > Gaya Hidup

Omicron Ada di Sekitar Kita, Gejala Apa yang Paling Banyak Dirasakan Penderita?

Jangan sampai ketularan, kena omicron enggak enak, belum tentu tanpa gejala
Tes Covid-19 (Ilustrasi). Segera jalani tes antigen atau PCR ketika ada kontak dengan orang positif Covid-19 atau merasakan gejala penyakit wabah tersebut. REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Tes Covid-19 (Ilustrasi). Segera jalani tes antigen atau PCR ketika ada kontak dengan orang positif Covid-19 atau merasakan gejala penyakit wabah tersebut. REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

MAGENTA -- Dari hari ke hari, makin banyak orang yang kita kenal kena omicron. Varian dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini memang gampang banget menular.

Awal pekan ini (31/1/2022), Kementerian Kesehatan RI mengungkap jumlah kasus positif Covid-19 akibat varian omicron sudah 2.980 orang. Sebagian ketularan sepulang dari luar negeri, sebagian lain dari transmisi lokal, lalu ada juga yang belum jelas sumber penularannya.

Bahkan, orang yang sudah divaksinasi dosis lengkap masih ada yang terinfeksi. Meski begitu, gejala yang mereka rasakan tetap berbeda dengan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.

Tetap hati-hati ya, soalnya yang namanya sakit pasti enggak enak. Bayangin aja, kena pilek biasa rasanya juga nano-nano kan? Nah, buat yang sudah divaksinasi, kena omicron itu digambarkan seperti pilek yang sangat parah. Berat lho pileknya!

Buat yang sudah dapat vaksin booster, risiko tertular Covid-19 juga masih ada. Kok bisa begitu? Iya, soalnya kan vaksin hanya salah satu lapisan perlindungan. Kita masih butuh tameng lainnya untuk meminimalisasi kemungkinan terpapar SARS-CoV-2.

Tameng tersebut punya nama "protokol kesehatan". Nggak perlu diingetin lagi kan apa saja prokes itu...

Apa aja sih gejala yang paling banyak dirasakan ketika kena omicron? Pasien omicron yang dirawat di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur paling banyak mengeluhkan batuk kering (63 persen).

Data itu berasal dari laporan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dari 17 pasien. Gejala lain yang bikin badan terasa nggak karuan ialah nyeri tenggorokan (54 persen), pilek (27 persen), sakit kepala (36 persen), dan demam (18 persen).

Beda dengan gejala Covid-19 yang sebelumnya dipicu oleh varian lain, omicron jarang bikin orang kehilangan fungsi indra penciuman atau pengecap. Di Inggris, cuma 13 persen yang mengalaminya.

Tapi, bukan berarti gejala itu nggak ada ya. Malah, ini jadi pembeda paling khas antara Covid-19, apapun variannya, dengan pilek (selesma) atau flu.

Inggris yang kini sudah mengalami penurunan drastis kasus omicron mencatat warganya dulu paling banyak mengeluhkan sakit tenggorokan. Dikutip The Sun, lebih dari setengah mereka yang terinfeksi omicron merana karena tenggorokannya nyeri, suaranya jadi serak, bahkan sampai susah untuk menelan.

Orang Inggris yang mencatatkan gejala omicron ke aplikasi ZOE Covid Study yang digawangi Prof Tim Spector selaku pakar epidemiologi dari King's College London, mengalami keluhan sebagai berikut:

Pilek

Sakit kepala

Kelelahan

Sakit tenggorokan

Bersin

Batuk

Suara serak

Nyeri sendi yang lain dari biasanya

Nyeri otot terasa yang nggak lazim

Menggigil

Demam

Pusing

Sakit mata

Kabut otak (brain fog)

Salah mengenali bau-bauan

Kehilangan nafsu makan

Pembengkakan kelenjar

Nyeri dada

Sakit telinga

Mengingat omicron telah menyebar luas di masyarakat, orang yang bergejala flu disarankan untuk segera menjalani tes. Bisa dengan tes antigen atau tes PCR.

Bukan cuma Pemerintah Indonesia kok yang menganjurkan begitu. Inggris dan Amerika Serikat juga sama. Ayo, jalani tes kalau ada kontak dengan orang positif Covid-19 atau mengalami gejala ya...

Jangan sampai nggak ketahuan. Nanti malah menularkan orang-orang tersayang atau malah kondisi badan tiba-tiba memburuk. Naudzubillah min dzaalik...

Walaupun disebut lebih ringan daripada serangan varian delta, infeksi omicron nyatanya juga sudah merenggut nyawa. Lima saudara sebangsa kita berpulang karenanya.

× Image