Home > History

Penghematan! Soeharto Putuskan tak Gelar Open House Idul Fitri 1987

Presiden Soeharto selalu mengadakan open house tiap Idul Fitri di rumahnya di Jalan Cendana.
Ilustrasi. Poster Proklamator RI Sukarno (kanan) bersama Presiden ke-2 RI Soeharto dipamerkan di ajang Milan Expo 2015 di Kota Milan, Italia. Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Ilustrasi. Poster Proklamator RI Sukarno (kanan) bersama Presiden ke-2 RI Soeharto dipamerkan di ajang Milan Expo 2015 di Kota Milan, Italia. Foto: Republika/Erik Purnama Putra

MAGENTA -- Saat Idul Fitri istilah open house mendadak populer. Dari segi bahasa, open house terdiri dari dua suku kata dari bahasa Inggris. Menurut Oxford Dictionary, open house memiliki arti tempat atau waktu di mana pengunjung dipersilakan untuk masuk dalam ruangan (rumah).

Meski kata open house tidak ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Wikipedia menuliskan gelar griya atau open house adalah sebuah acara yang diadakan di sebuah institusi di mana pintunya terbuka untuk umum agar orang dapat melihat-lihat institusi tersebut dan mempelajarinya.

Sejatinya, istilah open house sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Para pejabat negara, daerah, serta orang-orang penting sering menyelenggarakan open house saat perayaan hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri. Intinya kegiatan open house merupakan ajang silaturahim antara pejabat atau tokoh dengan masyarakat umum.

.

.

Di zaman Orde Baru, presiden Soeharto selalu mengadakan open house tiap Idul Fitri di rumahnya di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat. "Rumah Cendana sesak padat tamu di hari Idul Fitri berebutan salam dengan presiden Soeharto di masa puncak kekuasaan beliau, tapi sepi di tahun beliau lengser," tulis mantan menteri lingkungan hidup Emil Salim di akun Twitter-nya @emilsalim2010.

Dikutip dari buku Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH, terbitan PT Citra Kharisma Bunda 1982, keluarga Cendana pernah absen menggelar open house pada Idul Fitri 1987.

BACA JUGA: Saking Melaratnya, Sukarno Kecil tak Mampu Beli Petasan di Hari Lebaran

Sebabnya, perekonomian Indonesia saat itu sedang berat-beratnya. Mengadakan acara open house tentu harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.

"Saya mesti memberi contoh apa yang patut kita lakukan dalam suasana seperti itu. Penghematan! ltu pasti mesti kita lakukan. Maka pada hari Lebaran tahun 1987, di bulan Mei, saya dan istri saya tidak menerima ucapan selamat Idul Fitri secara langsung (open house) di kediaman kami di Jalan Cendana," ungkap Soeharto dalam bukunya.

BACA JUGA: Muslim Indonesia Rayakan Empat Kali Perbedaan Idul Fitri dalam 20 Tahun Terakhir

× Image