UGM Raih Juara Umum Kompetisi Robot Terbang Indonesia 2025, Prestasi ke-8 Kalinya

MAGENTA -- Tim Gamaforce UGM 2025 sukses meraih juara umum dalam ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025. Kompetisi dihelat di Lanud Sutan Sjahrir, Padang, pada 16 hingga 20 Oktober 2025. Prestasi ini menjadi raihan ke-8 bagi Universitas Gadjah Mada di kompetisi robot terbang tingkat nasional.
Dalam event tersebut, tim berhasil meraih gelar Juara 1 pada tiga kategori lomba, yaitu Juara 1 Fixed Wing oleh tim Fiachra Aeromapper, Juara 1 Vertical Take Off Landing (VTOL) oleh tim Gadjah Mada Fighting Copter, dan Juara 1 Long Endurance and Low Altitude (LELA) oleh tim Virachakra.
Tim Gamaforce terdiri atas 127 anggota dari berbagai divisi. Meski tidak semua berangkat langsung ke Universitas Andalas, Padang tuan rumah kompetisi berlangsung, seluruh anggota berkontribusi dalam proses inovasi UAV mereka.
Ketua Umum Gamaforce UGM 2025, Adam Ampu Tua Siahaan, menyampaikan rasa senangnya atas pencapaian ini. Ia mengatakan bahwa timnya telah melalui berbagai macam rintangan sejak memulai risetnya dari awal tahun 2025, baik secara technical maupun non-technical.
“Sudah dari awal tahun kami mulai riset, mulai proses pembuatan UAV, mulai latihan, pokoknya totalitas banget dari awal. Semua subtim kerja keras dari awal tahun, riset non-stop, latihan non-stop, semuanya bekerja keras untuk kompetisi ini,” kata Adam Selasa (28/10/2025).
BACA JUGA: Tujuh Mahasiswa AS Belajar Soal Pancasila dan Keberagaman Agama di UGM
Adam menambahkan, keberhasilan ini tak hanya peran tim teknis saja, tim non-teknis juga memainkan peran besar di balik layar. Mereka harus mengurus berbagai administrasi, menyusun timeline riset, hingga berburu sponsor, yang tahun ini bukan perkara mudah. Kami juga harus berhadapan dengan efisiensi yang secara langsung berdampak ke dana dari kampus juga dana yang di dapat dari sponsor.
"Di awal tahun juga ada ketidakpastian KRTI karena pemecahan Kemendikbud tahun ini. Sehingga saat saya mendengar Gamaforce mendapat prestasi yang besar ini saya senang sekali, terharu, dan yang pasti juga bangga ke semua anggota,” ujarnya.
Meski begitu, kata Adam, perjuangan panjang tersebut tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Adam mengatakan, dalam dunia UAV, faktor-faktor di luar kendali selalu menjadi momok tersendiri. Bisa gangguan sinyal karena interferensi dari luar, cuaca yang tiba-tiba berubah drastis, atau bahkan komponen yang mendadak rusak padahal sebelumnya normal saat latihan.
"Gelar juara ini tentunya juga tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari para dosen pembimbing serta pihak departemen, fakultas, hingga universitas yang senantiasa mendukung Gamaforce dalam hal riset dan pengembangan pesawat tanpa awak,” pungkas Adam.
BACA JUGA: Lima Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Cepat Kanker Mulut
Sumber: Laman resmi UGM
Editor: Emhade Dahlan
