On This Day: 30 April 1945, Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker
Sang ayah adalah pensiunan pejabat bea cukai negara. Hitler ingin menjadi seniman, meskipun ia pernah ditolak Akademi Seni Rupa Wina.
Setelah ibunya meninggal, Hitler pindah ke Wina. Di sana ia mengumpulkan lukisan pemandangan, monumen hidup, dan menjual gambar.
Karena kesepian di Wina, Hitler lebih sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Dari situlah Hitler tertarik dengan politik.
Hitler Melamar Jadi Tentara Jerman
Hitler pindah ke Muenchen, Jerman pada 1913. Saat perang dunia I pecah, Hitler melamar menjadi tentara dan ditempatkan di resimen infanteri cadangan. Pada Oktober 1914, Hitler dikirim ke Belgia.
Karena nyalinya yang besar di medan perang, Hitler dianugerahi dua penghargaan, yakni Salib Besi Kelas Satu dan Lencana Luka Hitam. Penghargaan itu ia kenakan hingga akhir hidupnya.
BACA JUGA: On This Day: 15 April 1912, Kapal Pesiar Titanic Tenggelam Setelah Tabrak Gunung Es
Pada saat pertempuran di Somme, Prancis, yang terjadi sejak 1 Juli hingga 18 November 1916, Hitler mengalami cedera di kakinya. Kemudian pada 1918, mata Hitler terkena serangan gas Inggris di dekat Ypres. Dan, Hitler harus dirawat di sebuah rumah sakit di Pasewalk, timur laut Berlin.
Di sinilah awal gencatan senjata dan kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I tiba. Seperti banyak orang Jerman, Hitler percaya kekalahan telak Jerman tidak dapat dikaitkan dengan Sekutu, tetapi karena 'pengkhianat' yang kurang patriotik di dalam negeri, Hitler bertekad bangkit dari kekalahan.
Adolf Hitler Jadi Pemimpin Nazi
Akhir 1918, Hitler kembali ke Muenchen, Jerman. Di sana ia bergabung dengan Partai Buruh Jerman yang masih kecil. Tujuannya menyatukan kepentingan kelas buruh dengan nasionalisme Jerman yang kuat. Pada 1920, Hitler menutuskan keluar dari tentara.
Karena kemampuan pidatonya yang baik, karier Hitler di partai buruh semakin moncer. Melalui propagandanya yang jenius Partai Pekerja Jerman (Deutsche Arbeiterpartei) diubah menjadi Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, disingkat NSDAP).
Hitler juga mengadopsi versi swastika -simbol suci kuno Hinduisme, Jainisme, dan Buddha- sebagai lambangnya. Selanjutnya, simbol itu dicetak dalam lingkaran putih dengan latar belakang merah. Saat itu, Swastika Hitler memiliki kekuatan simbolis yang menakutkan sampai beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA: On This Day: 1 Februari 2003 Pesawat Ulang-Alik Columbia Meledak, 7 Astronaut Tewas