Home > News

Yogyakarta dan Tasikmalaya Diguyur Hujan Es, Ini Penyebabnya

Fenomena hujan es merupakan salah satu bentuk cuaca ekstrem apabila ukuran hail yang jatuh berdiameter besar dan berat dengan ukuran 5-50 mm.
Warga melintas saat terjadi hujan es di Depok. Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga melintas saat terjadi hujan es di Depok. Foto: Republika/Wihdan Hidayat

MAGENTA -- Sekitar wilayah kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) diguyur hujan es seukuran kerikil kecil pada Selasa (11/3/2025). Fenomena serupa juga terjadi di wilayah Tasikmalaya yang disertai badai angin puting beliung.

Menurut Dosen Fakultas Geografi UGM Emilya Nurjani, fenomena hujan es terbentuk akibat adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat intensif karena didukung kandungan uap air yang cukup banyak.

Pada saat kejadian suhu udara di sekitar cukup rendah sehingga kristal es yang berada di awan Cumolonimbus bagian atas menyentuh permukaan yang cukup rendah suhunya namun tetap bertahan dengan bentuk kristal es atau biasa disebut hail dengan ukuran yang lebih kecil.

BACA JUGA: Kisah Maulana Malik Ibrahim Dituduh Gunakan Sihir Saat Sholat Minta Hujannya Terkabul

Menurut Emilya, fenomena hujan es merupakan salah satu bentuk cuaca ekstrem apabila ukuran hail yang jatuh berdiameter besar dan berat dengan ukuran 5-50 mm. “Kejadian ini pernah tercatat di beberapa kota di Indonesia, bahkan di Yogyakarta juga pernah terjadi beberapa tahun lalu,” ungkapnya, Jumat (14/3/2025).

Emilya, menjelaskan, fenomena hail tidak memiliki pola tertentu, akan tetapi pertumbuhan awan Cb dapat diamati dengan akibat kondisi massa udara yang labil dan proses konveksi serta didukung oleh suplai air yang tinggi.

“Pertumbuhan awan Cumulonimbus sering terjadi di daerah kepulauan dan daerah perkotaan yang dengan dekat sumber lingkungan dengan kondisi suhu yang panas,” terangnya.

BACA JUGA: Tidak Sholat Jumat karena Hujan Lebat, Apa Hukumnya?

× Image