Home > History

Sejarah Musik Indonesia di Masa Revolusi: Lagu Mars, Percintaan, dan Sindiran

Lagu-lagu mars biasanya dinyanyikan oleh pasukan yang berlatih untuk berjuang di garis terdepan.

2. Lagu-lagu tanah air bersuasana tenang

Lagu ini bertema sama dengan mars, tetapi bernuansa tenang seperti lagu "Tanah Airku" karya Iskak, "Tanah Tumpah Darahku" karya Cornel Simandjuntak, "Syukur" karya H. Mutahar, maupun "Padamu Negeri" karya Kusbini.

3. Lagu-lagu percintaan

Selama revolusi, banyak muncul lagu percintaan yang berkaitan dengan perjuangan para pejuang. Hampir semua lagu ini bertemakan seputar perpisahan antara seorang gadis dengan kekasihnya yang menunaikan bakti di garis terdepan, disertai perasaan bahwa kepergiannya mungkin untuk selamanya.

Ismail Marzuki lalu menulis sederet lagu romansa mulai dari "Gugur Bunga", "Selendang Sutera", "Melati di Tapal Batas", "Bandung Selatan di Waktu Malam", dan banyak lagi.

BACA JUGA: Ada Kuburan Orang Belanda di Tanah Abang, Dulu Mayatnya Diangkut Perahu Lewat Kali Krukut

4. Lagu-lagu sindiran

Lagu-lagu sindiran bermaksud melukiskan keburukan-keburukan dalam masyarakat Indonesia di masa perjuangan. Lagu bertema semacam ini memang tak banyak jumlahnya dan tak dikenal nama penciptanya. Satu di antaranya adalah lagu "Ibu, Aku Tak Sudi Tukang Catut" yang menggambarkan rasa jijik seorang gadis terhadap tukang catut.

Di zaman itu, tukang catut dianggap sebagai sesuatu yang merugikan perjuangan. Kelak, lagu-lagu semacam ini kerap disebut sebagai lagu bernuansa kritik sosial, seperti yang kini terdapat pada lagu-lagu Iwan Fals atau Slank.

Editor: Emhade Dahlan

× Image