Home > Khazanah

Lima Tips Mengendalikan Marah Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Maka jika kamu marah, berwudhulah dengan air.

3. Tetaplah diam

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika salah satu dari kalian marah, hendaknya ia diam.” (HR Ahmad)

Dengan menahan diri tidak berbicara, kita bisa menghindari ucapan yang bisa melukai perasaan orang lain. Diam memberi kita waktu untuk menenangkan diri dan berpikir lebih jernih.

4. Berwudhu

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya amarah itu berasal dari setan, sedangkan setan itu diciptakan dari api. Api dapat dipadamkan dengan air, maka jika kamu marah, maka berwudhulah dengan air.” (HR Abu Dawud).

Hadits ini mengisyaratkan bahwa berwudhu dapat membuat tenang secara fisik dan spiritual. Manfaat lainnya tidak hanya menenangkan emosi, tetapi juga mengalihkan fokus dari rasa frustrasi yang dirasakan saat ini ke perspektif yang lebih luas tentang kehidupan setelah kematian.

5. Mengingat pahala saat mengendalikan marah

Abu Darda meriwayatkan: “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, ceritakan kepadaku tentang suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga. Rasulullah SAW bersabda: ‘Janganlah kamu marah, niscaya kamu akan masuk surga." (HR Thabrani).

Ibnu Umar meriwayatkan: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang menahan lidahnya, Allah SWT akan menutupi kesalahannya. Barangsiapa yang menahan amarahnya, Allah SWT akan melindunginya dari hukuman-Nya.

Kemampuan mengendalikan amarah di dunia memiliki makna yang sangat dalam bagi kehidupan selanjutnya. Membiasakan diri untuk mengendalikan amarah dapat menjadi alasan Allah menghindarkan dari hukuman, dan memasukkan kita ke dalam surga.

Perlu dicatat, bahwa tidak semua kemarahan itu sama. Sebaliknya, sebagian kemarahan dapat dianggap sebagai kemarahan yang benar: kemarahan karena melihat ketidakadilan dan hukum-hukum Allah dilanggar.

Inilah sebabnya Al-Qur'an menggambarkan Nabi Musa menjadi marah ketika ia melihat kaumnya menyembah anak lembu emas: "Ketika Musa kembali kepada kaumnya, dengan marah dan sedih, ia berkata, 'Alangkah jahatnya perbuatan yang telah kamu lakukan ketika aku tidak ada!'" (Al-Qur'an 7:150).

Sumber: yaqeeninstitute.org
Editor: Emhade Dahlan

× Image