Banyak Perusahaan Pecat Karyawan Gen Z? Ini Alasannya
MAGENTA -- Satu dari enam pengusaha enggan mempekerjakan pekerja Gen Z. Alasannya, karena reputasi mereka yang merasa benar dan mudah tersinggung. Data tersebut didasarkan pada survei terhadap hampir 1.000 manajer perekrutan.
Laporan terbaru Intelligent, Platform Konsultasi Pendidikan dan Karier juga menyebut enam dari 10 perusahaan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini.
"Mereka (Gen Z) tidak tahu keterampilan dasar untuk berinteraksi sosial dengan pelanggan, klien, dan rekan kerja, atau etika di tempat kerja," kata dosen senior di Haas School of Business di University of California, Berkeley, Holly Schroth dikutip dari euronews.com, Kamis (15/10/2024).
Schroth menambahkan, perusahaan harus benar-benar menerima karyawan baru dan memberikan pelatihan yang cukup. Selain itu, atasan perlu bertindak sebagai pelatih sekaligus manajer.
"Akibatnya perusahaan perlu menghabiskan lebih banyak uang dan waktu untuk pelatihan dan Gen Z, agar mereka berkembang pesat," katanya.
Mengapa banyak perusahaan memecat karyawan Gen Z? Ini alasannya:
1. Kurangnya motivasi atau inisiatif - 50 persen
2. Kurangnya profesionalisme - 46 persen
3. Keterampilan berorganisasi yang buruk - 42 persen
4. Keterampilan komunikasi yang buruk - 39 persen
5. Kesulitan menerima feedback - 38 persen
6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan - 38 persen
7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk - 34 persen
8. Keterampilan teknis yang tidak memadai - 31 persen
9. Ketidakcocokan budaya - 31 persen
10. Kesulitan bekerja dalam tim - 30 persen
Menurut Kepala Penasihat Pendidikan dan Pengembangan Karier Intelligent, Huy Nguyen, banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya, karena dunia bekerja sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama menempuh pendidikan.
"Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri," kata Huy Nguyen.
"Meskipun mereka mungkin memiliki beberapa pengetahuan teoritis dari perguruan tinggi, mereka sering kali tidak memiliki pengalaman praktis, dunia nyata, dan keterampilan lunak yang dibutuhkan untuk berhasil di lingkungan kerja," tambahnya.