Apa Arti Bangsat, Monyet, dan Angin-anginan yang Diucapkan Orang Betawi?
MAGENTA -- Orang betawi sering menggunakan ungkapan untuk menyatakan sesuatu keadaan atau perasaan, baik yang disukainya atau tidak. Makna yang diungkapan biasanya bersifat langsung, tetapi bisa juga berupa makna kiasan atau makna perbandingan terhadap sesuatu yang dimaksudkan.
Ambil misal untuk menyatakan seseorang itu jahat atau seseorang itu suka mengambil barang orang lain, maka dikatakan dengan ungkapan "bangsat" atau "buaya".
BACA JUGA: Pantangan Orang Betawi: Dilarang Makan Pisang Dempet Hingga Nyari Kutu Habis Ashar
.
Misalnya lagi untuk menyatakan seseorang itu jelek, ungkapannya adalah dengan kata monyet. Selanjutnya untuk menyatakan seseorang sudah tua dikatakan dengan ungkapan "sudah bau tanah" atau "sudah hampir Maghrib".
Dan untuk menyatakan suatu pekerjaan yang sukar dikerjakan dinyatakan dengan ungkapan "narik bambu dari ujung".
Berikut beberapa ungkapan yang sering dilontarkan warga betawi seperti dinukil dari buku Folklor Betawi Kehidupan & Kebudayaan Orang Betawi oleh Abdul Chaer.
1. Angin-anginan dalam arti tidak tetap pendirian.
2. Ngangkat idung (mengangkat hidung) dalam arti pongah, sombong.
3. Ngapus bibir (menghapus bibir) dalam arti kecewa atau tidak mendapat apa-apa.
4. Atinya bebulu (hatinya berbulu) dalam arti suka dengki (iri dan sebagainya)
5. Badan sampiran dalam arti pakaian apa saja yang dikenakan selalu tampak bagus.
6. Ngebasain bibir (membasahi bibir) dalam arti minum sekadar menghilangkan rasa haus.
7. Bau malaekat dalam arti sangat harum baunya.
8. Bawe batok (membawa tempurung kelapa) dalam arti mengemis.
9. Goyang lidah dalam arti makan enak.
10. Kene getenye (terkena getahnya) dalam arti menderita atau menjadi susah akibat perbuatan orang lain.
Selain ungkapan orang betawi juga punya banyak peribahasa. Peribahasa yang sering dilontarkan adalah "Ente Jual Ane Beli". Peribahasa ini untuk menyatakan bahwa masyarakat betawi tidak suka berseteru atau berkelahi.
Namun, jika ada orang yang mengusik atau menantang berkelahi tentu akan dilayani, tidak akan ditinggal pergi.
BACA JUGA:
▶ Mengenal Sabeni, Jawara Betawi dari Tanah Abang
▶ Asal-usul Nama Betawi: Dari Pelesetan Batavia Hingga Kotoran Manusia
▶ Kue Betawi: Dari Ongol-Ongol Hingga Kue Apem, Kamu Suka yang Mana? (Bagian 1)
▶ Orang Betawi Naik Haji, Tetangga Ikut Sibuk dari Berangkat Sampai Pulang
▶ Pangeran Wiraguna dari Banten, Benarkah Ia Seorang Belanda yang Memberi Nama Ragunan?