Kunjungi UGM, Prancis Ingin Pelajari Toleransi Beragama di Indonesia
MAGENTA -- Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki toleransi tinggi terhadap perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika yang 'terikat' pada kaki burung Garuda menjadi pedoman untuk saling menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan bahasa.
Toleransi juga merupakan nilai luhur warisan budaya bangsa Indonesia sejak ratusan tahun silam. Meski demikian, seiring berjalannya waktu Indonesia tidak luput dari masalah intoleransi dan diskriminasi.
Tapi, sebagai negara Bhinneka, Indonesia pantang menyerah dan terus mewujudkan praktik dan pemajuan toleransi. Dan, Indonesia telah menjadi teladan toleran bagi komunitas internasional.
Melihat itu, negara Prancis ingin belajar soal toleransi beragama di Indonesia. Prancis ingin membuka peluang kerja sama yang baik untuk membahas kehidupan beragama antar kedua negara dalam sebuah konferensi internasional.
Hal tersebut terungkap saat Konselor Urusan Agama Kementerian Eropa dan Luar Negeri, Republik Prancis, Jean-Christophe Peaucelle melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (25/10/2024).
Jean mengatakan, Prancis saat ini menghadapi masalah agama terbesar terkait dengan kelompok radikal. Ia ingin belajar banyak dari pengalaman Indonesia dalam menangani tindak kekerasan dan intoleransi yang mengatasnamakan agama.
“Kita ingin menimba pengalaman, karena Prancis saat ini tengah menghadapi hal itu, dan salah satunya bisa dari CRCS (prodi S2 Agama dan Lintas Budaya) UGM sebagai bagian yang sering memerangi isu-isu tersebut”, ujar Jean dikutip dari ugm.ac.id