Home > History

HUT ke-496 Jakarta, Kota Impian dengan Ledakan Penduduk dari 65 Ribu Hingga 11 Juta Jiwa

Sejak dasawarsa 2000-an Jakarta telah berkembang dari kota metropolis menjadi megapolis.

Penduduk Jakarta Tembus Jutaan pada 1950

Warga beraktivitas di permukiman kolong Jalan Tol Dalam Kota, Jelambar Baru, Jakarta Barat, Selasa (20/6/2023). Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas di permukiman kolong Jalan Tol Dalam Kota, Jelambar Baru, Jakarta Barat, Selasa (20/6/2023). Foto: Republika/Thoudy Badai

Sejatinya, pada 1945 jumlah penduduk Jakarta belum mencapai angka jutaan. Penduduk Jakarta tembus di angka 1,7 juta pada 1950 disebabkan oleh kembalinya Pemerintahan Republik dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1949.

Dikutip dari buku Jakarta: Sejarah 400 Tahun oleh Susan Blackburn, mereka berbondong-bondong ke Jakarta untuk menghindari kerusuhan di pedesaan yang terus berlanjut bahkan setelah perang dengan Belanda berakhir. Di sejumlah wilayah ada pemberontakan melawan wewenang Pemerintah Republik.

BACA JUGA: Niat Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah, dan Puasa Arafah Sebelum Idul Adha 2023

.

Di Jawa Barat, tulis Susan, Darul Islam merupakan ancaman terbesar terhadap keteraturan dan ketertiban. Angkatan perang pemberontak Muslim ini berperang demi mewujudkan sebuah negara Islam dan menentang Republik Indonesia yang sekuler. Pemberontakan kelompok ini berlangsung selama bertahun-tahun sejak pengalihan kedaulatan.

Data survei tahun 1953 terhadap imigran menunjukkan mayoritas orang datang ke Jakarta karena alasan ekonomi. Pada akhir masa perjuangan merebut kemerdekaan, kondisi ekonomi Indonesia sangat buruk. Produksi sangat rendah dan barang yang tersedia hanya sedikit.

BACA JUGA: Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat

Sebagai tempat kedudukan pemerintah nasionalis baru, Jakarta menjanjikan kemerdekaan akan membawa kemakmuran. Pada 1957, diperkirkan 10 ribu orang pengguna kereta yang datang ke Jakarta setiap hari dari Bogor.

"Jakarta nampaknya menawarkan harapan baru bagi para penduduk pedesaan. Banyak dari mereka yang datang dari wilayah-wilayah sangat padat di Jawa. Ribuan lainnya yang tidak terdata adalah para migran musiman yang hanya tinggal selama beberapa bulan di kota, lalu kembali ke desa masing-masing pada masa bercocok tanam dan saat Lebaran, yaitu pada akhir bulan puasa umat Islam," tulis Susan Blackburn.

BACA JUGA: Inilah Bacaan Dzikir Pagi Lengkap, Yuk Amalkan

Jumlah penduduk Jakarta dari 1870 hingga 2022...

× Image