Taufiequrachman Ruki Minta Ulama Pemimpin Geger Cilegon Dijadikan Pahlawan Nasional
MAGENTA -- Mantan ketua KPK Taufiequrachman Ruki meminta dukungan kepada warga Banten untuk menjadikan KH Wasyid sebagai pahlawan nasional. Permintaan itu disampaikan Ruki saat menghadiri acara halal bihalal Perkumpulan Urang Banten (PUB) di The Royal Krakatau, Cilegon, Sabtu (3/6/2023).
Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Pj Gubernur Banten Al Muktabar, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian, Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta, Ketua MUI Banten KH Hamdi Ma'ani, dan Ketua MUI Kota Cilegon KH Jubaidi Ahyani.
BACA JUGA: Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
.
.
"Saya meminta dukungan dari rekan-rekan semua untuk menjadikan KH Wasyid pahlawan nasional. Kajian dan penelitiannya sedang berjalan, dan saya meminta jikalau ada jalan yang belum diberi nama, saya berharap dapat menjadikan KH Wasyid nama jalan," kata Ruki yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PUB.
Banten, tambah Ruki, merupakan provinsi yang terbuka bagi seluruh masyarakat. Orang Banten tidak melulu orang yang langsung memiliki darah asli Banten melainkan orang yang sudah merasa memiliki Banten untuk dirinya.
"Karena dari zaman dahulu Banten merupakan provinsi yang terbuka untuk siapa pun, jika tidak seperti itu tidak mungkin Portugis dapat diterima di Banten," ucapnya.
BACA JUGA: Akar Pepaya Bisa Mengobati Gigitan Ular Berbisa dan Rematik, Ini Cara Membuatnya
Kiai Haji Wasyid bin Muhammad Abbas merupakan seorang pimpinan perang Geger Cilegon 1888. Ulama kelahiran kampung Delingseng, Ciwandan, Cilegon, Banten tahun 1843 itu gugur di medan perang pada 30 Juli 1888 di Banten.
Geger Cilegon merupakan peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Banten terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang terjadi pada 9-30 Juli 1888. Pemberontakan itu dilatarbelakangi kesewenang-wenangan Belanda setelah peralihan terhadap kependudukan Belanda di Banten.
BACA JUGA:
▶ Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995
▶ Tak Punya Uang, Sukarno Lelang Peci Kesayangan untuk Bayar Zakat Fitrah
▶ Kesederhanaan Bung Hatta: Ironi Sepatu Bally tak Terbeli dan Tas Branded Istri Pejabat
▶ Fitnah Luar Biasa! Cerita Haji Agus Salim Dituduh Intel Belanda dan Terima Upah
▶ Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka