Janji Mahathir Mohamad Temui Soeharto Jika Jadi Perdana Menteri, Memuji Setinggi Langit
Mahathir Mohamad Memuji Soeharto Setinggi Langit
Menurut Mahathir, ucapan dan tindakan Soeharto benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin. Walaupun Soeharto memiliki latar belakang sebagai tentara, ia tidak menunjukkan sikap yang sombong dan kalimat-kalimat yang keras.
Bahasanya juga baik sekali. Soeharto, kata Mahathir, adalah seorang yang tenang. Tindakan dan keputusan-keputusannya diambil dengan tenang.
Soeharto memerintah amat bijaksana dengan memahami masalah-masalah yang rumit dari sebuah negara besar dengan jumlah penduduk dua ratus juta orang, yang berbeda kultur dan bahasa dan tinggal tersebar di kepulauan.
.
.
"Pak Harto bisa mengawal keadaan. Tidaklah mudah bagi pemerintah mengawal keadaan sebuah negara yang baru dibentuk, seperti Indonesia yang baru merdeka dijajah Belanda, padahal sebelum itu Indonesia memiliki banyak kerajaan yang kadang-kadang saling bermusuhan," puji Mahathir.
BACA JUGA: On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno
Soeharto juga mewarisi pemerintahan Sukarno yang memiliki banyak masalah pada masa itu. Miskin dan tidak memiliki tujuan yang satu. Namun, Soeharto mempunyai keyakinan dan percaya untuk mempertahankan kesatuan yang telah dibuat Bung Karno dan melaksanakannya.
Mahathir menilai Soeharto adalah pemimpin yang memahami begitu banyak masalah, sehingga beliau bisa mengatasinya untuk kemudian membangun negara Indonesia dengan baik.
"Memang ada yang berpendapat pemerintahan Pak Harto keras, tetapi kami tidak melihatnya seperti itu, karena tidak mungkin suatu pemerintahan tidak berlaku tegas, dengan membiarkan sama sekali adanya masalah-masalah," cerita Mahathir.
Menurut Mahathir, banyak negara yang merdeka pada waktu yang bersamaan, sampai sekarang tidak mengalami kemajuan apa-apa karena adanya perang saudara. Namun, Pak Harto dapat mengawal sehingga Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang jaya.
BACA JUGA: Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995