On This Day: 21 April 1879 Kartini Lahir, Vegetarian Pejuang Emansipasi Wanita
Tantangan Kartini Menjadi Vegetarian
Dikutip dari buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Masakan Indonesia yang ditulis oleh Fadly Rahman, Kartini memiliki impian membangun kursus-kursus keterampilan rumah tangga, meskipun dalan tradisi Jawa yang feodalistis hal ini mustahil terwujud. Tekadnya tersirat dalam surat Kartini kepada sahabatnya Rosa Abendanon tertanggal 15 Juli 1902.
"Kursus dalam ilmu kerumahtanggaan dan pekerjaan tangan pasti akan merupakan kegiatan yang mengasyikkan benar bagi perempuan Jawa. Bukankah hampir semua ibu bangsa Jawa, bercita-cita agar anak-anaknya yang perempuan kelak akan dapat memasak dan membuat pekerjaan tangan dengan baik sekali?"
Untuk mendukung cita-citanya Kartini sengaja menuliskan resep-resep masakannya dalam aksara Jawa agar kelak ia dan saudarinya dapat menularkan bakat memasaknya kepada kaum perempuan pribumi Jawa.
.
.
Ketika Kartini ingin menjadi seorang vegetarian, sahabat penanya Annie Glaser menentangnya. "Kamu mau mati?" kata Annie.
Tentu bagi seorang Eropa yang dikenal banyak memakan daging, Annie menganggap tidak makan daging akan melemahkan tubuh karena asupan protein dari sumber hewani, selain nabati, amatlah diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia.
BACA JUGA: Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka
"Kami sekarang pantang makan daging. Sudah lama kami merencanakan itu dan bahkan beberapa tahun saya hanya makan tanaman saja, tetapi tidak cukup keberanian susila untuk bertahan. Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Mahatinggi. Kami mohon izin kepada ibunda pantang makan daging, dan ibunda mengizinkan dengan senang hati, dengan ikhlas. Annie akan sangat marah, kalau dia mendengar tentang pantangan itu, dia selalu marah kalau kami membicarakan rencana kami untuk pantang makan daging. "Kamu mau mati?" tanyanya. Seolah-olah orang yang makan daging tidak mati." Ketahuilah nyonya, bahwa saya anak Buddha, dan itu sudah jadi alasan untuk pantang makan daging," isi surat Kartini kepada Abendanon tertanggal 27 Oktober 1902.
Menjadi "Anak Buddha" dan vegetarian adalah sebuah pengalaman ritual tersendiri bagi Kartini, sebab sebagai orang yang berasal dari lingkungan ningrat, sudah pasti Kartini tidak kekurangan makan enak. Kartini bahkan menyatakan, ibunda sangat memperhatikan makan anak-anaknya.
"Setiap hari kami mendengar beliau memberi perintah kepada koki untuk memasak makanan yang khusus bagi kami." (MHD)
BACA JUGA:
Dinasti Mesir Kuno Mana yang Memerintah Paling Lama?
Tak Punya Uang, Sukarno Lelang Peci Kesayangan untuk Bayar Zakat Fitrah
Sejarah Panjang Jalan Tol di Indonesia, dari Jagorawi Hingga Tol Bima
Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
On This Day: 10 April 1815, Gunung Tambora Meletus dan Mengubah Iklim Dunia