Home > History

On This Day: 10 April 1815, Gunung Tambora Meletus dan Mengubah Iklim Dunia

Debu vulkanis yang menetap di atmosfer selama dua tahun mengadang sinar matahari ke bumi.

Setahun Setelah Letusan Tambora, Iklim Dunia Berubah

Liputan media Republican Farmer pada 12 Juni 1816 mengenai dampak letusan Gunung Tambora pada 1815 yang mengubah iklim dunia. Sumber: Connecticut History
Liputan media Republican Farmer pada 12 Juni 1816 mengenai dampak letusan Gunung Tambora pada 1815 yang mengubah iklim dunia. Sumber: Connecticut History

Saat Gunung Tambora meletus hebat 208 tahun lalu, angin sedang bertiup ke arab barat. Abu vulkanis Tambora yang terbawa angin perlahan mengubah iklim dunia.

Partikel-partikel debu vulkanis Gunung Tambora dan gas aerosol yang terlontar ke atmosfer menyebar ke seluruh dunia. Suhu bumi turun 2°C.

Debu vulkanis yang menetap di atmosfer selama dua tahun mengadang sinar matahari ke bumi. "Sepanjang 1816 di belahan utara bumi seperti Eropa dan Amerika merasakannya. Kondisi menjadi begitu dingin dan periode ini dikenal sebagai years without a summer atau 'tahun tanpa musim panas," tulis Wibisono dalam bukunya.

.

.

Sebelumnya, pada musim gugur 1815, dari London Inggris terpantau matahari terbenam menakutkan karena berwarna merah jingga. Setahun kemudian, pola cuaca di Eropa dan Amerika berubah drastis.

Peristiwa yang sama juga melanda Amerika Timur Laut, Eropa, dan Asia. Musim semi berubah tak menentu. Suhu tak beranjak naik seperti yang diharapkan. Udara sangat dingin menggantikan musim panas.

BACA JUGA: Mengapa 17 Ramadhan Diperingati Sebagai Nuzulul Quran?

× Image