Home > History

Ngeyel, Soeharto Ogah Pakai Rompi Antipeluru Saat Kunjungi Bosnia pada 1995

Saat tiba di Sarajevo, ibu kota Bosnia Herzegovina, suasana perang begitu mencekam.

Artinya, Soeharto tidak mau menggunakan rompi antipeluru.

Sjafrie bercerita semua penumpang di pesawat memakai rompi antipeluru yang cukup tebal seberat 12 kilogram. Rompi ditaruh di jas terus ditutup dengan overcoat sehingga tidak kelihatan. Rompi antipeluru yang bisa menahan tembakan M-16 itu dibawa dari Jakarta, milik Paspampres, bantuan dari Kopassus.

"Hanya Pak Harto yang tetap hanya mengenakan jas dan kopiah. Saya pun mengambil keputusan memakai kopiah juga, untung ada rekan wartawan yang membawanya dan langsung saya pinjam. Ini dilakukan untuk menghindari sniper mengenali sasaran utamanya dengan mudah," tulis Sjafrie dalam buku tersebut.

Selanjutnya, Soeharto turun dari pesawat dan berjalan dengan tenang. Sehari sebelum berangkat, tulis Sjafrie, Soeharto memberi instruksi langsung yang menempatkan saya berada di dekatnya, sementara Dandenwalpri Mayor CPM Unggul berjalan agak di depan.

"Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan kepercayaan diri kami sebagai para pengawalnya pun menjadi ikut kuat, tenang, dan mantap. Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah?" kenang Sjafrie dalam buku setebal 603 halaman itu. (MHD)

Baca juga:

Sukarno tak Puasa Ramadhan Saat Bacakan Teks Proklamasi, Apa Sebab?

Bacaan Doa Qunut Arab, Latin, dan Terjemahan

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah Serta Pilihan Doa Pendek

× Image