Home > History

Asal-usul Nama Betawi: Dari Pelesetan Batavia Hingga Kotoran Manusia

Betawi dibagi menjadi dua: Betawi Tengah dan Betawi Udik.
Pengunjung melintas didekat rumah betawi saat acara Lebaran Betawi 2019 di lapangan silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Asal-usul Nama Betawi: Dari Pelesetan Batavia Hingga Kotoran Manusia. Sumber: Republika/Prayogi
Pengunjung melintas didekat rumah betawi saat acara Lebaran Betawi 2019 di lapangan silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Asal-usul Nama Betawi: Dari Pelesetan Batavia Hingga Kotoran Manusia. Sumber: Republika/Prayogi

MAGENTA -- Kota Jakarta identik dengan Suku Betawi. Mereka bermukim di Jakarta dan daerah-daerah penyangganya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Betawi juga merupakan sebutan untuk kota Jakarta.

Suku Betawi terbentuk pada abad ke-17, merupakan hasil dari campuran beberapa suku bangsa seperti Bali, Sumatra, China, Arab, dan Portugis. Asal-usul penyebutan kata Betawi ada beberapa versi.

Merangkum dari Ensiklopedia Jakarta terbitan PT Lentera Abadi 2009, versi pertama menyebutkan nama Betawi berasal dari pelesetan nama Batavia. Adalah Jan Pieterszoon Coen yang memberi nama Batavia.

JP Coen yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-4 mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia pada 4 Maret 1621.Penamaan ini berasal dari nama etnis Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein, dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman, Bataf.

"Karena asing bagi masyarakat pribumi, maka nama Batavia sering disebut dengan dialek mereka 'Betawi'," begitu tertulis dalam Ensiklopedia Jakarta.

Gubernur Jenderal Batavia, Jan Pieterszoon Coen. Sumber: Tangkapan layar.
Gubernur Jenderal Batavia, Jan Pieterszoon Coen. Sumber: Tangkapan layar.

Versi kedua, nama Betawi berawal dari peristiwa sejarah penyerangan Sultan Agung (Mataram) ke kota berbenteng, Batavia. Pada peristiwa itu, anak buah JP Coen kehabisan amunisi karena dikepung pasukan Mataram berhari-berhari.

Dengan terpaksa pasukan JP Coen membuat peluru meriam dari kotoran manusia. Tentu saja kotoran manusia yang ditembakkan ke pasukan Mataram mendatangkan bau yang tidak sedap. Spontan pasukan Mataram yang umumnya orang Jawa berteriak "mumbu tai. mumbu tai" (bau tahi/kotoran manusia).

"Walhasil, dalam percakapan sehari-hari, kata mumbu tai sering diucapkan dengan logat Melayu 'bau tai' sampai lafalnya pun akhirnya berubah menjadi 'betawi'," demikian tertulis dalam buku setebal 134 halaman itu.

Tapi, menurut sejarawan Betawi Ridwan Saidi, ada kemungkinan nama Betawi berasal dari jenis tanaman pepohonan. Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krukut, Bintaro, Grogol, dan banyak lagi.

"Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar di Sulawesi Selatan, melainkan diambil dari jenis rerumputan," katanya.

Baca juga: Orang Betawi Sakit Obatnya Cuma Dedaunan: Resep Ramuan Tradisional, dari Borok Hingga Keremian

× Image