Home > History

On This Day: 23 Maret 1946, Bandung Lautan Api, Menolak Tunduk pada Penjajah

Aksi bumi hangus Bandung adalah taktik karena kekuatan Indonesia tak sebanding dengan Sekutu.

Karena perintahnya tidak digubris, pada 17 Maret 1946, Panglima Tertinggi Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di Jakarta, Letnan Jenderal Montagu Stopford memperingatkan Soetan Sjahrir selaku Perdana Menteri RI agar militer Indonesia segera meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 kilometer dari pusat kota.

Ultimatum itu tak membuat nyali penduduk Bandung dan TRI menjadi ciut. Komandan TRI Kolonel AH Nasution yang menolak tunduk pada penjajah memerintahkan untuk membumihanguskan Kota Bandung dan segera mengungsikan rakyat. Warga Bandung yang hendak meninggalkan rumah diperintahkan membakarnya terlebih dahulu.

Sebenarnya, TRI merencanakan bumi hangus Kota Bandung pada 24 Maret 1945 pukul 24.00 WIB. Namun, pada 23 Maret pukul 20.00 WIB, dinamit pertama telah meledak di Gedung Indische Restaurant. Sudah tanggung menyerang, pasukan TRI tetap meledakkan gedung-gedung dan membakar rumah-rumah warga di Bandung Utara sampai esok harinya. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.

Dua anggota Paskibraka Kota Bandung melakukan tabur bunga saat ziarah Peringatan Ke-75 Peristiwa Bandung Lautan Api di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kota Bandung menggelar ziarah dengan protokol kesehatan untuk tetap mengenang dan menjaga jasa para tentara dan penduduk sipil saat peristiwa Bandung Lautan Api pada 1946 dalam membela Indonesia dari penjajah Sekutu dan NICA. Foto: Antara/Novrian Arbi
Dua anggota Paskibraka Kota Bandung melakukan tabur bunga saat ziarah Peringatan Ke-75 Peristiwa Bandung Lautan Api di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021). Pemerintah Kota Bandung menggelar ziarah dengan protokol kesehatan untuk tetap mengenang dan menjaga jasa para tentara dan penduduk sipil saat peristiwa Bandung Lautan Api pada 1946 dalam membela Indonesia dari penjajah Sekutu dan NICA. Foto: Antara/Novrian Arbi

Penyerangan itu menewaskan seorang pejuang sekaligus komandan Barisan Rakyat Indonesia (BRI) Mohammad Toha. Usia Toha saat itu masih 19 tahun.

Namun, nyalinya untuk meledakkan gudang amunisi milik tentara Sekutu yang berisi 18 ribu ton bahan peledak dan ribuan persenjataan lainnya luar biasa beraninya. Toha gugur di usia muda bersama ledakan tersebut.

Kemudian, pada 26 Maret 1946, istilah Bandung Lautan Api muncul di harian Suara Merdeka yang ditulis wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman. Awalnya tulisan itu diberi judul Bandoeng Djadi Laoetan Api. Karena kurangnya ruang untuk tulisan judul, maka judul berita diperpendek menjadi Bandoeng Laoetan Api.

Peristiwa sejarah ini juga menjadi inspirasi pencipta lagu Ismail Marzuki menciptakan Halo, Halo Bandung.

Berikut lirik lagu Halo, Halo Bandung.

Halo-halo Bandung ibu kota periangan

Halo-halo Bandung

Kota kenang-kenangan

Sudah lama beta

Tidak berjumpa dengan kau

Sekarang telah menjadi lautan api

Mari bung rebut kembali

(MHD)

Baca juga:

Niat Puasa Ramadhan, Arab, Latin dan Terjemahan

Hanya Ada Tiga Jenderal Bintang Lima di Indonesia, Siapa Saja?

Sholat Witir: Cara Mengerjakan, Niat, dan Doa Lengkap dengan Artinya

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah Serta Pilihan Doa Pendek

Pernah Dikenal Sebagai Makanan Budak, Buah Sukun Ternyata Disukai Orang Eropa

Doa Nabi Muhammad SAW Menyambut Bulan Ramadhan

Ini Aturan Buka Puasa di MRT, Hanya Boleh dengan Air Mineral dan Kurma

On This Day: Berdirinya Serikat Dagang Belanda VOC


× Image